Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Medis Penyintas Covid-19 di Tangsel: Pasien Tak Jujur Jadi Pemicu Penularan

Kompas.com - 25/06/2020, 13:21 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tenaga medis menjadi salah satu profesi yang paling rentan terpapar penyakit infeksi saluran pernapasan Covid-19.

Salah satunya disebabkan ketidakjujuran pasien, dalam menyampaikan keluhannya saat berobat. Perkara ini dianggap menjadi pemicu besarnya penularan Covid-19 terhadap tenaga medis.

Seperti yang dialami Teguh, misalnya. Tenaga medis di salah satu Puskesmas kawasan Tangerang Selatan yang terpapar Covid-19 karena diduga akibat ketidakjujuran pasien menyampaikan keluhannya saat berobat di fasilitas kesehatan.

Baca juga: Hasil Tes Swab Telat hingga Banyak Orang Jadi ODP, Tenaga Medis Dimaki Warga

Teguh sendiri mengaku baru mengetahui dirinya positif Covid-19 setelah melakukan rangkaian pemeriksaan kesehatan mulai rapid test hingga swab pada 13 Mei 2020 lalu.

"Kemungkinan bisa itu, Rata-rata pasien itu memberikan keluhan berbeda dengan yang dirasakan. Seperti mengalami sesak napas misalnya, tapi dia bilangnya tidak," kata Teguh saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Besar kemungkinan, kata Teguh, pasien yang mengalami gejala Covid-19 yang berbohong karena ketakutan ditolak untuk berobat di Puskesmas.

"Mungkin, kata saya nih dia sudah kepikiran dari rumah takut ditolak dari Puskesmas, gitu," ucapnya.

Meski tidak merasakan gejala yang mengarah penyakit Covid-19, Teguh tetap menjalani masa karantina di Rumah Lawan Covid-19, selama dua pekan.

Baca juga: Seorang Tenaga Medis yang Dinyatakan Positif Tularkan Covid-19 ke 14 Keluarganya

Dia diisolasi bersama dua petugas kesehatan yang merupakan juru masak dan office boy di Puskesmas itu.

"Kami bertiga tidak ada gejala ya. Sehat saja, tidak ada gejala apa-apa. Tahu-tahu kami dikabarkan hasil swab positif. Shocked juga sih sebenarnya, tapi risiko pekerjaan," paparnya.

Namun, kejadian yang dialami Teguh ini menjadi pelajaran dalam menangani pasien yang datang untuk berobat ke Puskesmas. Salah satunya soal kebersihan dan alat pelindung diri (APD) yang lebih baik.

"Sama pasien juga harus jujur, karena kalau dia bilang yang sebenarnya kan penanganannya beda," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com