Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Anak di Depok Diduga Diculik dengan Dalih Ikut Turnamen E-Sport

Kompas.com - 29/06/2020, 13:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Delapan anak-anak dan remaja di Kota Depok, Jawa Barat diduga diculik oleh orang tak dikenal pada Sabtu (27/6/2020).

Kedelapan anak dan remaja itu berinisial RR (13), MR (13), EF (11), RD (13), kemudian Ks (13 tahun), Li (11 tahun), Ag (12), dan Ba (13).

Kepala Bagian Humas Polres Metro Depok, AKP Elly Pandiansari berujar, empat nama pertama berhasil kabur, kemudian menceritakan kronologi dugaan penculikan terhadap mereka kepada polisi.

Baca juga: 3 Jam yang Mencekam bagi Ibunda Korban Percobaan Penculikan oleh Polisi Gadungan di Depok

Peristiwa bermula ketika delapan anak itu sedang bareng-bareng memainkan permainan tradisional bentengan di sebuah lahan parkir dekat Pasar Agung, Sukmajaya, Sabtu malam.

Anak-anak itu mengaku didatangi pria tak dikenal ketika sedang asyik bermain bentengan.

Pria tersebut tiba-tiba mengajak mereka ikut dalam kompetisi e-sport multiplayer.

"Sekitar pukul 20.00, datang laki-laki dewasa yang tidak anak-anak tersebut kenal, lalu mengajak mereka untuk ikut turnamen multiplayer di daerah Margonda," jelas Elly dalam keterangannya kepada wartawan pada Senin (29/6/2020).

Baca juga: Anak SMP Korban Percobaan Penculikan oleh Polisi Gadungan di Depok Alami Trauma

"Lalu anak-anak tersebut bersedia ikut," tambah dia.

Mereka berangkat bersama-sama menuju Margonda, dari sana menggunakan angkot yang dicarter di jalan raya.

Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, mereka turun dari angkot dan berjalan beriringan hingga dekat halte bus UI di bawah fly over akses UI.

Keempat anak, yaitu RR, MR, EF, dan RD mencium sesuatu yang tak beres. Mereka kabur diam-diam.

Baca juga: Ketika Seorang PSK Rindu pada Anaknya Malah Berujung Penculikan

"Karena merasa curiga, empat anak itu berhasil melarikan diri. Sedangkan empat anak lainnya sampai sekarang belum diketahui nasib dan keberadaannya," ujar Elly.

Hingga saat ini, kasus ini masih terus dipantau dan diusut oleh jajaran Polsek Sukmajaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com