Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL di Stasiun Akhir Wajib Dikosongkan Sebelum Balik Arah

Kompas.com - 30/06/2020, 16:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan memberlakukan prosedur pengosongan kereta rel listrik (KRL) yang tiba di stasiun akhir sebelum rangkaian yang sama kembali berangkat ke arah sebaliknya.

Hal ini diberlakukan guna mencegah siasat sejumlah penumpang yang ingin menghindari antrean panjang akibat penyekatan di stasiun akhir (yang juga menjadi stasiun awal pemberangkatan) dengan cara naik di stasiun lain sebelum kereta balik arah.

"Untuk itu petugas pengamanan saat menyisir kereta sesampainya di stasiun (akhir), juga akan meminta seluruh pengguna yang ada untuk turun dan mengosongkan kereta sebelum diisi pengguna yang telah menunggu di peron," jelas Vice President Corporate Communication PT KCI Anne Purba melalui keterangan tertulis, Selasa (30/6/2020).

"Para pengguna tersebut jika ingin kembali menggunakan KRL harus melakukan tap out di gate elektronik stasiun, kemudian mengantre kembali dari titik awal antrean di stasiun pemberangkatan," imbuh dia.

Baca juga: PT KCI: Senin Kemarin, Jumlah Penumpang KRL Rekor Tertinggi Selama Pandemi Covid-19

Anne berujar, hasil pengamatan petugas di sejumlah stasiun dan keluhan yang disampaikan pelanggan, mulai ada beberapa orang yang naik KRL ke stasiun-stasiun yang menjadi titik pemberangkatan, meskipun stasiun tujuannya berada di arah sebaliknya.

Sebagai contoh, pada pagi hari, sejumlah orang dengan tujuan akhir Stasiun Gondangdia naik dari Stasiun Cilebut.

Namun, alih-alih menunggu kereta di peron arah ke Jakarta Kota, mereka menunggu kereta di peron arah ke Bogor yang tidak ada penyekatan, karena memang arah tersebut berlawanan dengan pola pergerakan mayoritas penumpang pada jam sibuk.

Sesampainya di Stasiun Bogor, mereka tetap duduk, tidak turun dari kereta yang beberapa saat kemudian akan balik berangkat ke arah Jakarta Kota.

Baca juga: Antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor Kembali Padat pada Senin Pagi

"Perilaku ini sebenarnya telah ada sejak masa sebelum pandemi Covid-19. Sebelumnya, sebagian pengguna KRL menempuh cara ini untuk mendapatkan tempat duduk selama perjalanan menggunakan KRL," kata Anne.

Namun, di masa pandemi dengan berbagai pembatasan yang ada, tindakan ini dinilai bertanggung jawab karena membuat jumlah pengguna dari stasiun pemberangkatan tidak dapat dimuat maksimum ke dalam KRL.

"Dampaknya, antrean kereta di stasiun menjadi tidak lancar. Tindakan sebagian pengguna membuat ribuan orang harus mengantre lebih lama lagi di stasiun," tambah Anne.

"Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, PT KCI juga senantiasa memaksimalkan upaya mengelola antrean pengguna agar dapat berjalan lancar dan tertib," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com