JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta bakal menambah durasi jam sibuk bila jumlah penumpang kembali melonjak pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan, saat ini durasi jam sibuk adalah dua jam pada pagi hari dan dua jam pada sore hari.
Namun, bila jumlah penumpang melonjak, maka akan ditambah durasi jam sibuk menjadi tiga jam sehingga akan menambah jumlah perjalanan kereta.
"Pick sekarang 2 jam di pagi dan sore. Pagi jam 7 sampai jam 9, sore jam 5 sampai jam 7. Kalau penumpang di atas 70.000, 3 jam di pagi hari dan 3 jam sore hari," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar dalam diskusi virtual, Kamis (2/7/2020).
Baca juga: Belum Ada Kasus, Dirut Yakin MRT Jakarta Aman dari Penularan Covid-19
Saat jam sibuk, jarak antarkereta pada hari kerja (weekdays) adalah 5 menit. Sedangkan, headway untuk jam non-sibuk pada hari kerja adalah 10 menit.
William menjelaskan, untuk saat ini jumlah penumpang terus merangkak naik seiring dengan pelonggaran PSBB.
Pada Selasa (30/6/2020), jumlah penumpang kereta MRT sebanyak 20.793 orang. Kemudian pada Rabu (1/7/2020), jumlah penumpang sebanyak 21.478 orang.
"Jadi angkanya mulai terus naik dan kita berharap seiring dengan masa transisi ini perpanjang lagi 2 minggu mudah-mudahan setelah 2 minggu masyarakat mulai bisa beraktivitas," jelasnya.
Perusahaan pelat merah ini menargetkan penumpang selama masa transisi akan mencapai 70.000 per hari.
"70.000 penumpang itu kita bisa pastikan antrean bisa dikelola dengan baik. Kalau sudah lebih dari itu kita akan tambah pick hour kita," tambah William.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diingat Penumpang MRT Saat PSBB Transisi Jakarta
Ia mengklaim hingga saat ini kereta MRT dijamin aman karena tak ada kasus penularan Covid-19.
Menurut dia, hal ini menepis anggapan publik bahwa transportasi umum menjadi salah satu tempat yang rentan penyebaran Covid-19.
"Bagaimana menggunakan transportasi publik dengan aman dan memastikan transportasi publik aman. Karena ada image bahwa di transport publik mudah terpapar. Iya kalau protokol tidak dijalankan," ucap William.
Ia memastikan hingga saat ini kereta MRT tetap aman untuk digunakan oleh publik karena selalu menjalankan protokol kesehatan dengan benar.
Baca juga: Hal-hal yang Mesti Dipakai dan Dilakukan jika Terpaksa Naik KRL atau MRT
William mencontohkan dalam satu gerbong kereta hanya diisi oleh 62-67 orang dengan sistem jaga jarak.
"Maka MRT sampai saat ini tetap aman tidak ada kasus terpapar Covid -19 di MRT karena protokol kita terapkan dengan jelas," kata dia.
Tak hanya itu, William juga mencontohkan kereta di luar negeri seperti di Jepang, Manhattan, dan Hong Kong juga aman dari paparan Covid-19.
Padahal mobilitas penumpang juga cukup tinggi. Namun karena menerapkan protokol kesehatan dengan benar maka kasus penularan di MRT rendah bahkan tidak ada.
"Karena semua seperti kita secara disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, memastikan cuci tangan dan secara disiplin memastikan protokol kesehatan diberlakukan. Jika protokol kesehatan diberlakukan di mana pun tidak akan terpapar," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.