Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seniman Tari, Dulu Melenggak Lenggok, Kini Jual Bawang karena Pandemi

Kompas.com - 03/07/2020, 09:14 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suryani masih asik berada di depan pintu rumahnya yang berkawasan di Cipayung, Jakarta Timur. Tubuh kecilnya yang dilapisi kaus merah duduk bersila sambil asik mengupas bawang putih.

Sesekali jemari lentiknya yang biasa diajak menari terlihat memasukan satu per satu bawang ke dalam plastik putih. Sungguh, dia seperti menikmati aktivitas sederhana itu.

Perempuan berusia 47 tahun ini rupanya sedang mengemas satu demi satu bawang putih itu untuk dijual secara online.

Walau kelihatannya sudah seperti pedagang bawang kelas kakap, siapa sangka sebenarnya Suryani baru menggeluti bisnis tersebut beberapa bulan belakangan.

Baca juga: Nasib Semanggi Center Foundation di Ujung Tanduk, Seniman pun Melawan...

Dia banting stir jadi pedagang bawang setelah sebelumnya berprofesi sebagai koreografer tari daerah kawakan. Kenapa bisa seperti itu? Semuanya terjadi karena virus corona.

Sejak pandemi Covid-19 merebak di awal Maret 2020, perempuan satu anak ini mulai merasakan dampaknya. Satu persatu job tarinya mulai hilang karena pandemi.

Bukan hanya itu, tempat sanggarnya menari di Taman Mini Indonesia Indiah (TMII), Jakarta Timur pun mulai ditutup.

Pusing bukan kepalang pun tidak dapat dihindari. Dari mana lagi dirinya harus mencari nafkah untuk urusi keluarga. Terlebih kondisi suami yang sedang stroke pun harus jadi perhatian perempuan yang akrab disapa Acung ini.

 Alhasil, berdagang bawang pun dipilih jadi jalan untuk cari nafkah.

“Sekarang bawang sedang naik (harga). Haduh gara-gara dagang saya jadinya tahu harga ya,” ucap Acung polos sambil menyipitkan mata kala melepas tawa, Kamis (2/7/2020).

Baca juga: Saat Hobi Memasak Alihkan Stress Akibat Gagal PPDB Jakarta 2020

Semangat terlihat kala dia menjelaskan berbagai jenis bawang.

“Saya juga baru tahu kalau bawang itu macem-macem. Ada bawang Bombay New Zealand yang gedenya segini,” katanya sambil menunjukan kepalan tangan untuk menggambarkan besarnya bawang tersebut.

Bawang dipilih Acung lantaran kebutuhan akan bahan pangan ini masih tinggi di tengah pandemi. Selain itu temannya juga sarankan jual bawang karena dinilai menuai untung yang lumayan.

Sebenarnya berjualan bukan jadi hal baru bagi Acung. Kala muda, perempuan berdarah Sunda ini sempat berdagang di tengah kesibukan tari. Namun lambat laun berdagang pun ditinggalkan dan dirinya lebih fokus dengan aktivitas tari.

“Karena pandemi saya bukanya harus mencoba- coba dagang lagi tapi saya harus serius di sini.  Saya harus mencari jalan supaya saya bisa dapat uang untuk biaya biaya harian,” kata dia.

Baca juga: PSBB Transisi Diperpanjang dan Sederet Hal yang Harus Diketahui

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com