Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 16 Persen Warga Jakarta Rela Tertular Covid-19 demi Ekonomi

Kompas.com - 05/07/2020, 15:51 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar sosiolog bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir mengatakan, hasil survei yang dilakukan NTU bersama organisasi Lawan Covid-19 menunjukan 16 persen warga DKI Jakarta rela tertular Covid-19 demi faktor ekonomi.

"Ada 11 persen (rela), 4 persen sangat rela," ujar Sulfikar dalam webinar, Minggu (5/7/2020).

Sulfikar mengatakan, sisanya sebanyak 23 persen menyatakan mungkin rela tertular Covid-19 agar penghasilan mereka tidak terganggu.

Sementara sisanya 37 persen tidak rela dan 27 persen sangat tidak rela.

Baca juga: Survei: 77 Persen Warga Jakarta Percaya Diri Tak Akan Tertular Covid-19

Begitu juga dari indikator pertanyaan mana yang lebih penting antara kesehatan dan ekonomi. Sebanyak 81 persen responden menyatakan keduanya sama-sama penting.

Namun ada 16 persen dari responden mengatakan lebih penting ekonomi daripada kesehatan.

"Yang perlu kita garis bawahi di sini ada 16 persen responden menganggap faktor ekonomi lebih penting dan jauh lebih penting," tutur Sulfikar.

Kelompok rela tertular ini, kata Sulfikar, harus menjadi perhatian oleh pemerintah DKI Jakarta.

Pasalnya, kelompok tersebut kemungkinan besar akan menjadi penyebar Covid-19 yang aktif karena persepsi kebutuhan ekonomi jauh lebih besar daripada kebutuhan akan kesehatan.

Baca juga: Survei: Warga Jakarta Minim Akses Situs Pemerintah untuk Dapat Info Covid-19

Pemerintah, lanjut Sulfikar, diharapkan bisa memperhatikan kesejahteraan ekonomi mereka yang rela tertular Covid-19.

Adapun tiga kelompok terbesar mereka yang menyatakan rela tertular adalah pekerja harian, lembaga non profit, dan pengangguran.

Sebagai informasi, survei tersebut dikeluarkan oleh Social Resiliene Lab Nanyang Technolgical University Singapura bersama organisasi Lapor Covid-19 dengan periode pengumpulan data 29 Mei-20 Juni 2020 di wilayag DKI Jakarta.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jakarta 5 Juli: Bertambah 256, Pasien Positif Kini Lebih dari 12.000

Metode yang digunakan merupakan Quota Sampling dengan variable penduduk per kelurahan dan menggunakan metode analisis formula spearman rho untuk mengukur korelasi variabel dan faktor demografi DKI Jakarta.

Jumlah responden terkumpul 206.550 dan dinyatakan valid sebanyak 154.471 responden.

Jumlah responden terkumpul 206.550 dan dinyatakan valid sebanyak 154.471 responden.

Jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 256 orang per Minggu, sehingga jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta adalah 12.295 orang.

Dari angka tersebut, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh adalah 7.663 orang, sementara pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 658 orang.

Kemudian, 584 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.390 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 27.604 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 18.234 orang. Baca tentang Indonesia Positif Terinfeks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com