BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Ariston

Lonjakan Pasien Covid-19 Masih Tinggi, Ini Pentingnya Mandi bagi Petugas Medis agar Terhindar dari Virus

Kompas.com - 08/07/2020, 10:04 WIB
Farhanah,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi virus Corona atau Covid-19 masih belum usai. Pada Minggu, (5/7/2020), total 66.226 orang telah dinyatakan positif Covid-19 yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Dari angka tersebut, 3.309 orang meninggal dunia dan 30.785 orang dinyatakan sembuh. Jumlah ini masih terus bertambah setiap harinya.

Episentrum penularan Covid-19 kini berada di Jawa Timur. Tercatat, 14.321 orang dinyatakan positif, 4.996 orang sembuh, dan 1.053 orang terkonfirmasi meninggal dunia.

Meski sempat menjadi episentrum utama pada bulan lalu, DKI Jakarta kini menempati urutan kedua dengan total 12.667 kasus positif, 8.036 sembuh, dan 649 meninggal dunia.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 7 Juli: 11,7 Juta Orang Terinfeksi | Uji Klinis Vaksin REGN-COV2

Pemerintah RI telah mengambil tindakan serius dalam menekan angka penularan virus. Sejak 29 Februari 2020, pemerintah telah memperpanjang status darurat bencana wabah virus Corona.

Kemudian pada Selasa (31/3/2020), pemerintah pun telah memberlakukan status kedaruratan kesehatan masyarakat dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penularan virus.

Pemerintah terus berupaya menyosialisasikan tindakan pencegahan virus kepada masyarakat dengan mengutamakan kebersihan, menggunakan masker, serta menjaga jarak fisik.

Selain tindakan mitigasi, pemerintah juga telah menyiapkan rumah sakit sebagai rujukan penanganan dan perawatan intensif pasien Covid-19.

Baca juga: Studi: Masker N95 Lebih Unggul Lindungi Petugas Medis dari Virus Corona

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (6/6/2020), di DKI Jakarta saja terdapat 59 rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani virus tersebut.

RS rujukan makin banyak sesuai Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 494 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Nomor 378 Tahun 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Coronavirus Disease (Covid-19).

Untuk mendukung operasional rumah sakit, setidaknya 3.000 tenaga medis terlibat langsung menangani dan merawat pasien-pasien khusus Covid-19 setiap harinya.

Tenaga medis wajib sering mandi

Tenaga medis kerap bersentuhan dengan pasien Covid-19 sehingga menjadi kelompok rentan penularan. Oleh karena itu, selama lebih dari tiga bulan ini, mereka rela tak pulang dan menahan rindu pada keluarga.

Pengorbanan tak sampai di situ saja, para petugas kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap yang tidak nyaman dikenakan.

Perawat Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo Retna Handayani mengatakan, APD membuatnya kesulitan bernapas. Dia pun wajib selalu mandi sebelum dan setelah mengenakan APD.

“Kami mandi setidaknya tiga kali sehari. Biasanya pagi-pagi sekali, malam hari, bahkan subuh-subuh. Tergantung shift, tetapi tiga kali ini angka minimum,” kata Retna secara tertulis.

Baca juga: 6 Tenaga Kesehatan di Indragiri Hilir Positif Covid-19

Meski demikian, protokol pencegahan dari Covid-19 tetap harus dijalankan demi meminimalisasi resiko terinfeksi virus dari pasien.

Wakil Kepala Bidang Pembinaan RSAL Mintoharjo Kolonel Laut (K) drg. Dwi Afrosiansi, Sp. Perio. menjelaskan, mandi memang bagian dari proses dekontaminasi yang wajib dilakukan tenaga medis setiap tiga jam.

“Karena keterbatasan alat pemanas air di ruang perawatan Covid-19, mereka harus menggunakan air dingin untuk mandi lebih dari tiga kali sehari di jam yang tidak menentu demi menjaga sterilisasi diri para petugas medis. Bisa kita bayangkan, hal tersebut sangatlah tidak nyaman,” jelas Kolonel Laut (K) drg. Dwi Afrosiansi, Sp. Perio.

Saat ini, mandi merupakan aktivitas penting agar tubuh menjadi bersih sehingga risiko terpapar Covid-19 akan berkurang. Apalagi, mandi menggunakan air hangat yang akan memberikan lebih banyak manfaat, khususnya bagi tenaga medis.

Manfaat tersebut antara lain, membantu memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki pernapasan, memberi dampak terapeutik pijatan, dan rasa rileks.

Baca juga: Rumah Sakit Diingatkan Pentingnya Jaga Kebersihan Ruang Isolasi Pasien Corona

Direktur RSUP Fatmawati dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, M.P.H juga mengungkapkan, mandi air hangat bermanfaat bagi orang dengan sistem imun rendah seperti pasien dalam perawatan di rumah sakit.

Mandi air hangat membuat tubuh menjadi lebih teroksigenasi dan memungkinkan kita untuk bernapas lebih dalam dan lebih lambat, terutama ketika uap sudah muncul. Jika tubuh merasa rileks, tentunya ini juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh,” katanya.

Besarnya manfaat mandi air hangat bagi tenaga medis yang sedang berjuang di garda depan, mendorong keinginan PT Ariston Thermo Indonesia memberi kenyamanan pada mereka dengan mendonasikan 150 unit water heater atau alat pemanas air.

Serah terima donasi water heater Ariston untuk tenaga medis.Ariston Thermo Indonesia Serah terima donasi water heater Ariston untuk tenaga medis.

Jumlah water heater yang disalurkan tersebut sesuai kebutuhan enam rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RSAL Mintoharjo, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Bhayangkari, RS Sulianti Saroso, dan RS Gatot Subroto.

Tak hanya bagi tenaga medis, water heater nantinya juga akan dimanfaatkan untuk kenyamanan pasien dalam perawatan di rumah sakit tersebut.

Direktur Pemasaran PT Ariston Thermo Indonesia Erwin Lim menyatakan komitmen mereka dalam memberikan kenyamanan yang berkelanjutan bagi semua orang, bahkan saat kondisi paling ekstrem seperti pandemi sekarang ini.

“Mandi di masa pandemi ini telah terbukti sangatlah penting untuk mendekontaminasi tubuh kita. Oleh karena itu, kami ingin memberi mereka (tenaga medis) kenyamanan melalui produk kami, sehingga mereka (tenaga medis) dapat lebih rileks dan merasa lebih nyaman dengan mandi air hangat”, kata Erwin Lim.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kebersihan Diri untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Tak hanya tenaga medis

Selain tenaga medis, mandi juga penting bagi semua orang untuk mendekontaminasi tubuh dari paparan kotoran, bakteri, dan virus yang bertebaran.

Ya, aktivitas mandi memang menjadi sangat krusial di masa pandemi hingga memasuki masa new normal atau tatanan normal baru.

Tak hanya berfungsi untuk membersihkan diri, mandi juga akan lebih bermanfaat bagi kesehatan saat menggunakan air hangat.

Terlebih bagi Anda yang memiliki anggota keluarga dengan daya tahan tubuh rentan seperti bayi dan lansia. Air hangat tentu dibutuhkan untuk memberikan rasa nyaman bagi mereka.

Nah, jika Anda ingin merasakan kenyamanan dan pengalaman mandi yang bermanfaat bagi kesehatan, silahkan klik di sini untuk informasi selengkapnya.

Yuk jaga kebersihan tubuh dengan lebih rajin mandi untuk menghindari infeksi virus. Dengan begitu, kita sudah berkontribusi menekan laju penularan Covid-19 dan meringankan beban kerja tenaga medis yang sedang berjuang di garda terdepan.


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com