Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positivity Rate DKI Sempat 10,5 Persen, Dinkes Sebut karena Peningkatan Kapasitas Tes

Kompas.com - 13/07/2020, 17:55 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta melonjak di angka 10,5 persen pada Minggu (12/7/2020).

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan hal ini disebabkan oleh peningkatan kapasitas testing.

"Kita kan selalu berkombinasi dalam rangka meningkatkan kapasitas testing. Penemuannya ada beberapa strategi," ucap Widyastuti di Balai Kota, Senin (13/7/2020).

Pertama, melalui kunjungan warga yang datang ke rumah sakit secara pasive case finding atau menunggu kasus bergejala datang ke RS.

Yang kedua, dari kasus positif RS, lalu dilakukan kontak tracing dengan mecari kasus covid dari kasus terkonfirmasi.

Baca juga: Sepekan Terakhir, Positivity Rate Covid-19 di Jakarta Melebihi Batas Ideal WHO

"Yang ketiga active case finding. Artinya, cari kasus positif, kita kan sudah membuat mapping daerah-daerah, kelurahan yang merah, daerah-daerah yang laju incident rate-nya tinggi. Nah, dari situ turun, lakukan active case finding," jelasnya.

Untuk lokasi penyebaran, rasio kasus yang tinggi adalah RS, pasar, titipan data dari Palang Merah Indonesia (PMI), pekerja migran yang berasal dari provinsi.

Meskipun berasal dari provinsi, menurut Widya tambahan data tersebut tetap masuk dalam daftar DKI.

"Kemudian ada juga dalam porsi yang lebih kecil lagi, ada beberapa perkantoran, lembaga di tingkat nasional maupun lokal yang juga ditemukan positif. Itu persentasenya coba kita share," kata dia.

Mengenai positivity rate DKI yang disorot Presiden RI Joko Widodo yakni sebesar 10,5 persen, Widya menyebutkan bahwa skor tersebut adalah penilaian harian.

Baca juga: Catat Lonjakan Kasus Tertinggi, Positivity Rate Covid-19 di Jakarta Naik Jadi 10 Persen

Sedangkan pada Senin (13/7/2020) hari ini positivity rate menurun di angka 9,6 persen.

"Tapi, dalam penilaian sesuai gugus tugas nasional itu sekitar seminggu dua minggu. Terakhir kita sudah 5,5 persen. Itu kita variasi ya. WHO menargetkan positivity rate di bawah lima persen," lanjutnya.

"Artinya peningkatannya sudah menurun. Kami mingguannya sekitar lima persen, tapi hariannya kebetulan karena positifnya tinggi ya jadi 10 persen," tambah Widya.

Diketahui, Jokowi menyoroti melonjaknya kasus Covid-19 di DKI Jakarta dalam beberapa waktu terakhir.

Jokowi menyebutkan, lonjakan ini bisa dilihat dari positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes dengan orang yang dinyatakan positif.

Baca juga: 3 Kali Catatkan Kasus Tertinggi Covid-19 dalam Sepekan, Ada Apa dengan Jakarta?

"Kondisi di Jakarta, laporan terakhir yang saya terima, angka positive rate-nya melonjak dari 4 persen-5 persen sekarang sudah 10,5 persen," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Dalam sepekan terakhir, Provinsi DKI Jakarta tiga kali mencatatkan penambahan kasus Covid-19 terbanyak.

Penambahan itu terjadi pada Rabu (8/7/2020) dengan 344 kasus, Sabtu (11/7/2020) dengan 359 kasus, dan Minggu (12/7/2020) dengan 404 kasus.

"Tolong betul-betul dijadikan perhatian," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com