Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasusnya Menggantung, Komnas PA Antar Saksi Pencabulan oleh Ayah Kandung ke Kantor Polisi

Kompas.com - 14/07/2020, 20:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengantar saksi kasus pencabulan oleh ayah kandung ke Mapolres Metro Depok, Selasa (14/7/2020).

Saksi tersebut tak lain adalah ibu korban alias istri pelaku. Arist mengatakan, kedatangannya ke Mapolres Metro Depok untuk menanyakan keseriusan polisi menuntaskan kasus yang disebut telah menggantung sejak Oktober 2019 lalu.

Pasalnya, kasus pencabulan ini sangat serius. Pelaku mencabuli dua putrinya sekaligus dalam waktu yang berbeda. Ancaman hukuman bagi pelaku, kata Arist, di atas 5 tahun dan itu seharusnya menjadi dasar bagi polisi bertindak cepat.

Baca juga: Orangtua Korban: Pengurus Gereja di Depok Juga Suka Umbar Pornografi di Grup WA

"Karena menurut Ibu ini sudah di luar batas, maka dilaporkan pada 4 Oktober 2019. Surat terakhir yang diterima Ibu ini tanggal 12 Oktober 2019, tentang surat perkembangan hasil penyelidikan," jelas Arist kepada wartawan.

"Ibu ini, keluarga korban, sudah memberitahu kepada Polres Depok bahwa pelaku itu ada di Cibinong. Atas dasar itu kami prihatin, kok kasus seperti ini sampai hampir 1 tahun belum juga terselesaikan," tambahnya.

Arist mengungkapkan, kedatangannya ke Mapolres Metro Depok juga berniat untuk menawarkan bantuan yang barangkali bisa disodorkan untuk Komnas PA agar pelaku bisa segera ditangkap.

Ia juga mau mendorong polisi agar menjerat pelaku dengan pasal yang lebih berat karena berstatus sebagai residivis.

Baca juga: Ayah Korban Pencabulan Pejabat Gereja di Depok: Anak Saya Dicabuli 4 Kali

Arist bilang, pelaku pernah dihukum 2,5 tahun karena mencabuli putri sulungnya. Tahun 2016, pencabulan itu ia ulangi pada putri bungsunya.

"Karena ancaman yang cukup berat, maka tidak ada alasan untuk tidak segera menangkap pelaku itu. Ada yang mau kita tanyakan, ada alasan apa? Sementara korban sudah visum," ujar Arist.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Depok, Ipda Elia Herawati menyatakan bahwa kasus ini masih diusut.

“Kami masih terus berusaha mengejar pelakunya. Kami masih terus berusaha mengembangkan hasil penyidikan demi penegakan hukum," kata Elia kepada wartawan, Selasa malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com