BEKASI, KOMPAS.com -Seorang wasit, Wahyudin (29), dikeroyok beberapa pemain Champas FC dalam sebuah pertandingan antarkampung (tarkam) yang berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (12/7/2020) lalu.
Akibat pengroyokan tersebut, ia menderita nyeri pada punggungnya dan memar di wajah.
Tak terima dengan peristiwa yang menimpanya itu, Wahyudin melaporkan beberapa nama pemain dari Champas FC yang diduga saat itu mengeroyoknya ke Polres Metro Bekasi Kota.
Polisi kini masin menyelidiki kasus pengeroyokan yang menimpa Wahyudin. Berikut fakta selengkapnya:
Wahyudin mengatakan, awalnya ia menjadi wasit dalam pertandingan tarkam Champas FC dengan Yutaka FC.
Saat pertandingan, ia mengambil keputusan bahwa tim Champas FC terjebak offside di gawang Yutaka FC.
Namun, keputusan tersebut ternyata tak diterima oleh para pemain. Mereka yang tak terima dengan keputusan Wahyudin lantas melakukan pengeroyokan.
Wahyudin langsung dikerubungi dan diinjak secara bersamaan. Dia bahkan tersungkur di tengah lapangan dan tak sadarkan diri.
Baca juga: Video Wasit Dipukul dan Diinjak Saat Pertandingan Tarkam di Stadion Bekasi Viral
“Saya diinjak dari belakang, pas terjatuh saya langsung diinjak-injak hingga saya kurang sadar,” ujar Wahyudin saat dihubungi, Selasa (14/7/2020).
Diakui Wahyudin, dirinya tak mengetahui betul siapa saja yang kala itu mengkeroyoknya. Sebab ada banyak orang yang mengerubungi.
Di hari yang sama usia pengeroyokan Wahyudin mengakui, tim Champas FC sempat ajak berdamai dengan memberikan uang Rp 300.000.
Tidak hanya itu, tawaran kedua kalinya juga dilontarkan tim Champas FC kepadanya. Bahkan, kata Wahyudin, tawaran tersebut jumlahnya lebih fantastis dari sebelumnya.
“Saya menyatakan itu saya sudah sepakat untuk ke jalur hukum. Dia juga minta awalnya ngucap damai, awalnya minta Rp 5 juta, saya tidak terima. Terus naik lagi Rp 15 juta, Rp 20 juta, saya mikir di situ, saya tidak bisa seenaknya begitu, tidak ada harganya buat saya,” kata dia.
Tawaran uang damai itu ditolak olehnya dengan alasan khawatir nama baiknya, bahkan profesi wasit se-Indonesia tercemar jika menerima sogokan itu, apalagi dirinya telah mengantongi lisensi C2.
Menerima sogokan, kata Wahyudin, akan mempermalukan namanya dan profesi wasit Indonesia. Sebab seorang wasit harus jujur dalam pertandingan.
Baca juga: Wasit yang Dikeroyok di Stadion Bekasi Mengaku Sempat Ditawari Uang Damai