DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait meyakini bahwa pencabulan 305 anak oleh tersangka predator seksual asal Perancis merupakan bagian dari sindikat internasional.
Sebagai informasi, predator bernama Francois Abello Camille (65) disebut tewas bunuh diri di sel tahanan Polda Metro Jaya beberapa hari lalu.
"Saya memastikan, dari pengalaman kami, ini adalah sindikat internasional," ujar Arist kepada wartawan pada Selasa (14/7/2020) kemarin.
"Ini bukan hanya sekali. Dulu, tahun 2013 ada diplomat Australia yang dihukum 13 tahun penjara di Bali. Dia gantung diri juga juga karena sudah divonis. Saya pastikan itu sindikat," lanjutnya.
Baca juga: Fakta-fakta Predator Seksual 305 Anak Asal Perancis Meninggal karena Percobaan Bunuh Diri
Arist menemukan pola yang sama antara predator yang dibui pada 2013 itu dengan yang kali ini, untuk mencurigai mereka bagian sindikat internasional.
Keduanya ditengarai bunuh diri karena sudah tahu bahwa tak tersisa banyak harapan menghirup udara bebas setelah menjalani masa hukuman.
Di samping itu, keduanya bunuh diri juga dianggap sebagai langkah melindungi informasi mengenai sindikat internasional tersebut.
Lantas, bagiamana sindikat internasional itu bekerja dan menjalankan bisnisnya lewat para predator seksual anak tersebut?
Baca juga: WN Perancis Predator Tersangka Paedofil Bunuh Diri, Ini Saran Pakar untuk Polisi
"Ini jaringan internasional eksploitasi seksual komersial yang sejauh ini diduga, selain digunakan untuk kejahatannya itu sendiri, tapi juga dimungkinkan untuk menjual gambar-gambar korbannya," jelas Arist, spesifik menyinggung pencabulan 305 anak oleh Francois yang menipu mereka sebagai agen industri model.
"Dia tidak lakukan di kontrakan, tapi di hotel ganti-ganti dengan memasang layar, dan lain-lain. Itu berarti sindikat, tidak mungkin tidak. Anak itu berarti gambarnya juga dijual," jelas dia.
"Saya kira ini perlu diwaspadai. Saya memastikan ini jaringan internasional karena melibatkan WNA," pungkas Arist.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.