Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Kreo Selatan di Tangerang, Dulunya Rawa dengan Kawanan Unggas

Kompas.com - 16/07/2020, 01:17 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kurun waktu dua hari terakhir, sejak Selasa (14/7/2020) Kelurahan Kreo Selatan menjadi kelurahan dengan kasus Covid-19 aktif tertinggi di Kota Tangerang.

Setidaknya ada tujuh pasien Covid-19 di kelurahan tersebut masih dalam perawatan dan masih dinyatakan berstatus positif Covid-19.

Sebagai kelurahan dengan kasus aktif tertinggi, tidak banyak yang tau asal mula kelurahan tersebut dinamakan sebagai Kreo Selatan.

Kelurahan yang mepet perbatasan antara Jakarta dan Kota Tangerang.

Seperti ditulis Burhanuddin dalam bukunya "Melacak Asal Muasal Kampung di Kota Tangerang", Kreo diambil dari nama hewan unggas, sejenis burung rawa yang dulunya banyak hidup di daerah tersebut.

Baca juga: UPDATE 15 Juni: Bertambah 4 Kasus, Covid-19 di Kota Tangerang Kini 536

"Di tahun 1950-an, jenis burung kareo banyak dijumpai di kebun dan bulakan (tanah kosong milik) orang-orang kaya di perbatasan Tangerang dengan Jakarta," tulis Burhanudin.

Karena banyak ditinggali oleh burung kareo jadilah tempat tinggal burung tersebut dinamakan Kereo.

Burung dengan nama latin Amaourornis phoenicurus itu sering dijumpai di seluruh wilayah Indonesia dan tersebar hingga ke semenanjung Malaysia.

Setelah terjadi pemekaran, barulah Kelurahan Kreo Selatan lahir. Kreo Selatan dulunya dikenal dengan Kreo Pisangan untuk membedakan mana Kreo Kedaung dan Kreo induk.

Baca juga: Kelurahan Parung Jaya di Tangerang Nihil Covid-19, Tokoh Agama dan Pemuda Jadi Kunci

Kreo Selatan dulunya dikenal sebagai daerah penghasil pisang yang baik, itulah mengapa disebut Kreo Pisangan.

Seiring berjalannya waktu, Kreo yang kebetulan memang berada di daerah selatan akhirnya berubah nama menjadi Kreo Selatan.

Kelurahan tersebut berbatasan langsung dengan Kelurahan Petukangan Selatan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Tak heran, kini kelurahan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan menjadi kawasan padat penduduk memiliki risiko tinggi dan banyak kasus Covid-19 yang terjadi belakangan.

"Kebun pisang itu juga sudah berubah menjadi ruko-ruko yang menjual berbagai kebutuhan pokok. Oisang yang lezat dari Pisangan (Kreo Selatan) telah hilang diganti oleh pisang-pisang dari Parung atau Lampung yang terjaja di Pasar Kreo," tulis Burhanudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com