Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Depok Tembus 1.000, Tertinggi di Jawa Barat

Kompas.com - 20/07/2020, 23:24 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, mengumumkan penambahan kasus baru pasien positif Covid-19, Senin (20/7/2020).

Kota Depok secara kumulatif mencatat jumlah kasus positif Covid-19 telah melewati angka 1.000 kasus pada Minggu kemarin kemarin, tepatnya 1.011 kasus. Meski demikian, 77 persen di antaranya sudah dinyatakan pulih dan 3 persen lainnya meninggal dunia.

Total angka itu membuat Kota Depok jadi kota pertama di Jawa Barat dengan laporan kasus positif Covid-19 di atas 1.000 kasus, masuk yang tertinggi di provinsi tersebut (versi Pemprov Jawa Barat 961 kasus, namun dalam situs resmi pikobar.jabarprov.go.id disebutkan bahwa data terbaru kemungkinan hasil laporan 1-2 hari sebelumnya).

Baca juga: Pembayaran Denda karena Tak Bermasker di Depok Hanya Melalui Bank BJB

Di bawah Depok, menyusul Kota Bekasi (487 kasus versi Pemkot/696 versi Pemprov Jawa Barat), dan Kota Bandung (427 kasus versi Pemprov Jawa Barat).

Tidak diketahui besarnya kasus Covid-19 di Depok disebabkan karena penularan yang tinggi atau jumlah pemeriksaan yang masif seperti halnya di DKI Jakarta.

Sebab, tak seperti DKI Jakarta, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok tidak mengumumkan jumlah tes PCR harian.

(Di bawah ini grafik interaktif kasus Covid-19 di Depok selama PSBB. Sorot titik pada grafik untuk melihat detail waktu dan jumlah kasus.)


Di samping itu, Gugus Tugas Covid-19 Kota Depok juga mengganti istilah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), maupun orang tanpa gejala (OTG) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/MENKES/413/2020.

Kini, di Depok hanya dikenal istilah “kasus suspek” dan “kasus kontak erat”.

Dari dokumen Keputusan Menteri Kesehatan yang dikutip Kompas.com, “kasus suspek” merupakan istilah bagi kasus PDP – pasien dengan ISPA maupun gejala ISPA/pneumonia berat karena kontak erat dengan pasien positif Covid-19, baru bepergian dari wilayah terjangkit Covid-19, atau tanpa penyebab klinis yang meyakinkan.

Sementara itu, kasus kontak erat merupakan orang-orang yang pernah berhubungan langsung dengan pasien positif Covid-19 atau merawat mereka.

Namun, tak seperti biasa, Pemkot Depok kali ini tidak mengumumkan jumlah kematian kasus PDP atau yang kini disebut sebagai “kasus probabel”.

Keterbukaan data kematian PDP termasuk dalam anjuran WHO, karena para korban kemungkinan terjangkit Covid-19, namun belum sempat dites di laboratorium hingga saat meninggal dunia.

Berikut rincian perkembangan terkini kasus Covid-19 di Depok hingga Senin ini.

Kasus kumulatif (keseluruhan)

Halaman:


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com