JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Forum Orangtua Murid PPDB DKI 2020, Husein Imran, meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar turut membantu membiayai uang sumbangan biaya pendidikan (SPP) atau biaya uang sekolah bulanan bagi siswa yang gagal dalam PPDB 2020.
“Kalau hanya uang pangkal yang dibantu, bagaimana dengan uang sekolah bulanannya? Orangtua akan bingung bayar uang sekolahnya karena tidak mampu. Kan uang pangkal enggak sama setiap sekolah,” kata Imran saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/7/2020) sore.
Menurut dia, kategori siswa yang perlu dibantu baik uang pangkal maupun uang SPP adalah anak yang gagal dalam PPDB 2020, sudah masuk sekolah swasta tetapi tak mampu, siswa yang bersekolah yang jauh dari rumah, dan siswa yang terpaksa di SMK.
Baca juga: Selain Uang Pangkal, Pemprov DKI Akan Bantu SPP Siswa Gagal PPDB yang Masuk Sekolah Swasta
Imran menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta perlu memikirkan mekanisme bantuan uang pangkal dan uang SPP agar tepat sasaran.
“Ya walaupun bagaimana (banyak masalah), kita hargai. Bantuan ini belum memecahkan masalah sebenarnya,” ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga bakal membantu biaya bulanan atau SPP bagi siswa terdampak Covid-19 yang masuk ke sekolah swasta.
Baca juga: Turun Tangan Pemprov DKI Bantu Siswa yang Gagal Lolos PPDB untuk Masuk Sekolah Swasta
Siswa siswi ini diketahui harus masuk ke SD, SMP, SMA/SMK swasta lantaran tidak lolos pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021.
Pemprov DKI Jakarta bakal membantu biaya uang pangkal 85.508 siswa yang gagal PPDB tahun ajaran 2020/2021 untuk masuk ke sekolah swasta.
Siswa yang bakal dibantu terutama yang terkena dampak Covid-19.
Pada pendaftaran PPDB beberapa waktu lalu, total jumlah siswa yang mendaftar sebanyak 358.664 dan yang sudah diterima di negeri 232.653. Dan yang tidak diterima sebanyak 126.011.
Baca juga: Disdik DKI Beri Pendampingan Siswa Tak Lolos PPDB agar Mau Daftar Sekolah Swasta
"Lalu, hasil padanan data antara data PPDB yang tidak diterima di negeri, artinya mereka diterima di swasta dan data bansos adalah 85.508 (siswa). Data ini tidak termasuk mereka yang langsung daftar ke sekolah swasta," jelas Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Catur Laswanto.
Untuk perkiraan kebutuhan biaya dari jumlah tersebut adalah mencapai Rp 171 miliar atau secara rinci Rp 171.065.500.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.