JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan TurunTangan dan KitaBisa.com berkolaborasi melakukan gerakan sosial #BayarinKontrakan bagi warga miskin dan rentan miskin terkena dampak pandemi COVID-19 di wilayah Jabodetabek.
Kolaborasi dilakukan dengan cara membantu membayarkan sewa kontrakan atau indekos.
"Gerakan ini sederhana saja, ingin membuat warga tenang dalam menghadapi masa-masa krisis seperti ini," kata Pemimpin Gerakan "BayarinKontrakan", Muhammad Husnil di Jakarta, Rabu (29/7/2020), seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan, relawan turun ke lapangan membayarkan kontrakan warga di wilayah DKI Jakarta meliputi Kramat Jati, Jatinegara, Cilincing, Kemayoran, dan Kali Adem.
Baca juga: Rabu, Jakarta Bertambah 584 Kasus Covid-19, Ini Komentar Anies
Menurut Husnil, meski kegiatan ekonomi sudah kembali bergerak setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan, namun kondisi di lapangan banyak warga miskin yang terdampak pandemi COVID-19 tidak memiliki penghasilan sehingga kesulitan membayar uang sewa kontrakan rumah maupun indekos.
Kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat miskin dan rentan miskin dikhawatirkan berdampak pada kesehatannya, sehingga rentan terpapar COVID-19.
Guna mencegah hal itu, TurunTangan dan KitaBisa.com melakukan gerakan sosial #BayarinKontrakan sejak Mei 2020.
Terhitung sejak Mei hingga Juli 2020, total sudah ada 500 warga di wilayah Jabodetabek telah dibantu dibayarkan kontrakannya lewat program gerakan TurunTangan dan KitaBisa.com tersebut dengan besaran bantuan Rp 500.000 per warga.
"Kalau mereka dihantui was-was dan gelisah, sistem imun mereka bisa menurun dan mereka tambah rentan terpapar virus COVID-19 ini. Dengan gerakan ini kami ingin memberikan ketenangan kepada mereka dengan membuat mereka tetap memiliki tempat berteduh, minimal selama sebulan," ujarnya.
Baca juga: Bertambah 584, DKI Jakarta 6 Kali Catatkan Lonjakan Tertinggi Kasus Covid-19 Sepanjang Juli
TurunTangan dan KitaBisa.com melakukan pendataan di lapangan untuk mengetahui jumlah warga yang kesulitan secara ekonomi.
Data tersebut diperoleh melalui dua metode, mengunjungi lokasi kontrakan-kontrakan di Jakarta.
Kedua, dengan menyebarkan formulir kemudian relawan TurunTangan melakukan verifikasi ulang saat turun ke lapangan untuk memastikan kebenaran data.
Data yang masuk tidak hanya datang dari wilayah Jakarta, tetapi juga dari luar seperti Cirebon, Pemalang hingga luar Jawa.
Hanya saja, karena keterbatasan anggaran dan akses, program diprioritaskan untuk warga yang ada di Jabodetabek.
"Kami menargetkan bisa membantu sebanyak mungkin orang. Tetapi, prioritas utama gerakan ini menyasar warga miskin dan rentan miskin," kata Husnil.