BEKASI, KOMPAS.com - Persediaan hewan kurban pada Idul Adha 1441 H Kota Bekasi tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu dilihat dari catatan penjualan hewan kurban
Pada 2019 lalu, penjualan hewan kurban mencapai 29.000 ekor. Namun, 2020 ini mengalami penurunan drastis menjadi 8.572 ekor saja.
Kasie Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Sriyanti mengatakan, penurunan tersebut diakibatkan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
“Kalau dilihat dari trennya menurun, tetapi menurunnya kita belum tahu. Karena kita juga ngobrol dengan pedagang memang ada penurunan,” ucap Sriyanti saat dihubungi, Kamis (29/7/2020).
Baca juga: Pemotongan Hewan Kurban di Bekasi Diselenggarakan Tertutup, Daging Diantar ke Rumah
Sriyanti mengatakan, untuk memastikan kesehatan dan kualitas hewan yang bakal disembelih, pihaknya turun langsung melakukan monitoring terhadap kondisi hewan kurban.
Ia mengatakan, sejak 13 Juli 2020 timnya sudah memeriksa kesehatan dan kualitas hewan kurban di Kota Bekasi. Ada 211 orang timnya yang ikut memeriksa hewan-hewan kurban tersebut.
Pada saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban berlangsung, dokter hewan dan tim DKPP memastikan daging kurban tersebut aman dikonsumsi.
Baca juga: Pengelola Masjid Al-Azhar Tak Akan Bagikan Kupon dan Daging Kurban di Masjid
“Pas hari raya pemotongan kita juga periksa lagi daging-daging. Itu dibantu dari dokter hewan Bekasi dan ada juga mahasiswa kedokteran hewan asal Bekasi,” ujar Sriyanti.
Ia juga meminta agar pembagian daging kurban di Kota Bekasi lewat rumah ke rumah. Hal itu dilakukan untuk mencegah penumpukan di area penyembelihan.
Dengan begitu diharapkan dapat mencegah terjadinya klaster baru Covid-19 usai perayaan Idul Adha di Bekasi.
“Kita ada surat edaran wali kota yang memang mewajibkan DKM untuk mengantarkan daging ke mustahik. Jadi tidak diperkenankan kembali tahun ini membagikan kupon dan warga antre di masjid-masjid. Jadi kita minta panitia antar daging. Sehingga tak ada kerumunan massa yang akan potensi munculnya klaster baru,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.