Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UI Rancang Kapal Ambulans untuk Tangani Pasien Covid-19 di Pulau Terpencil

Kompas.com - 04/08/2020, 13:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) mengklaim tiga mahasiswanya dari Fakultas Teknik, yakni Fadhil Nurrohman, Zahra Syahrika, dan Satria Bagas tengah merancang kapal ambulans yang diperkirakan dapat membantu penanganan Covid-19 di pulau-pulau terpencil.

Ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Perkapalan UI 2017 yang terdorong merancang kapal tersebut lantaran sulitnya tenaga medis mengakses layanan kesehatan di banyak pulau.

Kelak, kapal ambulans bernama SINAU BOAT-19 (Smart Integrated Ambulans For Covid-19 - Ambulans Pintar Terintegrasi untuk Covid-19) itu didesain untuk penanganan dan pemindahan pasien Covid-19 dari pulau yang kurang fasilitas kesehatan menuju pulau dengan fasilitas kesehatan memadai.

Baca juga: Mahasiswa UI Rancang Kapal Ambulans untuk Pasien Covid-19

“Inovasi itu dirancang untuk menjawab kebutuhan transportasi laut guna memobilisasi pasien Covid-19 di pulau-pulau terpencil Indonesia. Kami harapkan dapat menjawab kebutuhan akan akses terhadap fasilitas kesehatan penunjang,” ujar Fadhil Nurrohman melalui siaran pers Universitas Indonesia yang diterima Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Kapal ambulans ini juga dapat menjadi rumah sakit sementara bagi pasien untuk mendapatkan perawatan. Kapal ini kami rancang dengan desain yang dapat mengurangi kontak langsung antara tim medis dan kru kapal agar tidak dengan mudah terpapar virus,” kata Achmad Riadi dalam keterangan yang sama.

Kapal itu diklaim akan dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IOT) berupa sistem pemanggil perawat, sistem pintu pintar, dan sistem lampu pintar yang dapat diakses langsung melalui smartphone tim medis dan pasien.

Jika pasien membutuhkan bantuan dalam keadaan darurat, perawat dan dokter dapat memantau keadaan pasien dengan koneksi aplikasi di dalam gawai pintar para tenaga medis.

"Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kontak fisik antara pasien dan tim medis agar mencegah terjadinya penularan Covid-19 di dalam kapal," tambah Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia.

Kapal itu dibagi menjadi dua zona yaitu zona merah dan zona hijau. Pada zona merah (dek utama) dijadikan tempat penanganan pasien Covid-19, sedangkan zona hijau dijadikan tempat kru kapal.

Pada zona merah, terdapat empat jalur utama yaitu jalur hijau, merah, biru, dan ungu. Terdapat beberapa akses untuk ke dek kru kapal yaitu melalui tangga depan kapal ataupun tangga vertikal di bagian belakang kapal.

Pemisahan berdasarkan zona ini dimaksudkan untuk menekan peluang penularan Covid-19 antara pasien dan kru kapal.

Selain itu, terdapat ruang sterilisasi bagi tim medis dari atau menuju ruang pasien. Dalam desain yang sama, setiap ruangan pada zona merah nantinya juga dipasangi lampu ultraviolet C yang dapat mensterilkan ruangan.

"Desain SINAU BOAT-19 telah dipresentasikan di ajang LAI2 Covid-19 (Lomba Aplikasi Inovatif dan Inspiratif untuk Covid-19 di Indonesia) yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada 22 April–23 Juli 2020 yang lalu, diikuti oleh 138 tim," ungkap Amelita.

"Tim SINAU BOAT-19 berhasil meraih Juara 3 pada sub-lomba kapal transporter," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com