Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaget Pemprov DKI Tak Punya Alat Pengukur Hujan, Anies Minta Anak Buahnya Beli Banyak meski Murah

Kompas.com - 07/08/2020, 19:38 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku kaget ketika mengetahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mempunyai alat ukur hujan.

Mulanya Anies bertanya kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Juaini berapa alat ukur hujan yang dimiliki DKI Jakarta.

Juaini lalu menjawab bahwa Pemprov DKI hanya mempunyai tiga alat.

Saat itu, Anies dan jajarannya tengah membahas flood supporting information system (sistem penanganan banjir) pada bagian alat pengukur curah hujan.

Rapat ini diunggah di akun Youtube Pemprov DKI, pada Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Anies: Kita Kaget Seakan Banjir Pertama Padahal Sudah Puluhan Tahun

"Ketika saya mendengar bahwa kita ini tidak punya alat ukur hujan ini itu betul-betul shocking. Bagaimana kota yang penuh dengan hujan tidak punya alat ukur curah hujan?" ucap Anies kepada jajarannya.

Anies berujar bahwa selama ini DKI Jakarya hanya mengandalkan alat ukur hujan milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dalam slide paparan tertulis bahwa pada tahun 2020 Pemprov DKI Jakarta akan membeli 10 alat. Dan pada tahun 2021, akan membeli 35 alat pengukur hujan.

Namun Anies meminta agar anak buahnya membeli lebih banyak alat meskipun dengan model sederhana dan harga yang murah.

"Pak Sekda ini sebaiknya jangan 10 lokasi (pasang alat pengukur hujan) jadi ini coba kita beli sebanyak mungkin dengan harga semurah mungkin. Kenapa? Kalaupun belum bisa menggunakan alat yang advance seperti ini Pak, sudah beli alatnya yang buat petugas kita data entry pakai aplikasi," ujarnya.

Baca juga: Dulu Gunakan Toa untuk Peringatan Dini Banjir, Anies: Kenapa Kita Pakai Alat Ini?

Ia meminta jajarannya membeli alat sederhana layaknya yang digunakan saat praktikum SMP dan SMA.

Yang terpenting, kata dia, alat tersebut bisa berfungsi dengan baik dan valid. Untuk datanya bisa ditulis secara manual.

"Jadi ini uangnya mepet belilah alat pengukur curah hujan yang tradisional yang dari zaman SMP SMA praktikum itu dipakai, tapi ngukurnya betul. Lalu orang mengukur data entry sehingga seluruh kelurahan di Jakarta itu punya alat ukur curah hujan kalau perlu semua kantor di Jakarta punya alat ukur curah hujan," tutur Anies.

"Tapi kalau seperti ini, hanya 10 lokasi ini niat enggak kita menyelesaikan banjir ini? Kalau niat ya seluruh wilayah kita punya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com