Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Bekasi Pertimbangkan Tutup Tempat Hiburan di Zona Merah Covid-19

Kompas.com - 18/08/2020, 20:33 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mempertimbangkan menutup kembali tempat hiburan di lingkungan RW yang berada di zona merah Covid-19.

Hal tersebut merespons lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bekasi.

Selama pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tempat hiburan di Kota Bekasi diizinkan beroperasi seperti spa, klub malam, tempat karaoke, panti pijat, dan reflexy.

“Kalau tingkat RW, pada saat di RW itu ada tempat hiburan umpanya kayak RW di Manggajaya, ya dikaji juga semua (apakah akan ditutup atau tidak tenpat hiburannya),” ujar Rahmat kepada wartawan di Bekasi, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Wali Kota Ungkap Covid-19 di Bekasi Ada 1.324 Kasus

Rahmat mengatakan, nantinya RW berhak meminta tempat hiburan di wilayahnya ditutup jika memang ada penyebaran Covid-19 di lingkungannya.

“Bukan kemungkinan, kan tadi saya bilang ini kan di tingkat RW di dalam RW kan ada RT, ada komunitas. Sekarang umpanya kayak RW di sini, ada tempat kayak hiburan, ya kita kaji juga (apakah akan ditutup), ditemukan tidak klaster itu,” kata Rahmat.

Ia mengaku miris melihat sebagian warganya menganggap kasus Covid-19 kini tidak ada. Hal itu terlihat selama pelonggaran PSBB di Kota Bekasi.

“Karena transmisinya (penularan Covid-19) ini kan sekarang pada saat kita lepas menjadi adaptasi baru itu semua (orang) seolah-olah menganggap tidak ada lagi (Covid-19),” ujar Rahmat kepada wartawan, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: 155 Keluarga di Kota Bekasi Terpapar Covid-19

Rahmat mengatakan, ketidakpatuhan sebagian warga terhadap protokol kesehatan membuat kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus bertambah.

Kini positivity rate atau rasio positif Covid-19 di Kota Bekasi ada di angka 7,7 persen.

Positivy rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes corona dengan total jumlah orang yang dites.

Angka rasio positif yang dianggap aman berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah kurang dari 5 persen.

Jika positivity rate berada di atas itu, keadaan masuk kategori mengkhawatirkan.

Rahmat mengakui, rasio positif itu meningkat dibanding saat-saat awal virus corona tipe-2 (SARS-Cov-2) yang menyebabkan Covid-19 muncul di Bekasi.

Awalnya, angka rasio positif Covid-19 di Kota Bekasi ada diangka 4,2 persen.

Baca juga: Wali Kota Lihat Warga Bekasi Anggap Kasus Covid-19 Tidak Ada Selama Pelonggaran PSBB

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com