Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Pelaku Penganiayaan Bocah 10 Tahun di Bekasi Akan Dipanggil Polisi

Kompas.com - 19/08/2020, 16:07 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kasatreskrim Polres Metro Bekasi AKBP Heri Purnomo mengatakan akan memanggil dua terduga pelaku penganiayaan terhadap seorang bocah di bawah umur, AAF (10). Dua terduga pelaku itu adalah I (40) dan K (23).

“Iya akan kami panggil (terduga pelaku) untuk klarifikasi,” ucap Heri saat dihubungi, Rabu (19/8/202).

Heri mengatakan, polisi juga akan memeriksa saksi mata yang ada di lokasi kejadian saat AAF dianiaya, serta kakak dari korban untuk meminta keterangan tambahan terkait penganiayaan yang menimpa adiknya.

“Pertama pelapornya kami periksa. Lalu saksi yang ada di situ. Kalau sudah baru kami panggil terlapornya (terduga pelaku). Lalu kami lihat kelanjutannya gimana (proses hukum dinaikkan, terduga pelaku jadi tersangka),” kata Heri.

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Bekasi yang Dipukul Dua Orang Dewasa Kini Jadi Pendiam dan Suka Menangis

Ia mengatakan, polisi masih menunggu hasil visum AAF sebelum melakukan penyidikan lebih lanjut.

AAF, warga Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Utara ditampar dan dipukul oleh orangtua dan kakak dari temannya, yaitu I (40) dan K (23) karena kasus kesalahpahaman.

Pemukulan itu terjadi saat korban sedang menonton pertandingan sepak bola hari Minggu lalu. AAF saat itu mennonton bola bersama F dan satu teman lain berinisial A.

Saat sedang asyik nonton bola, sandal A disembunyikan F.Karena tidak suka dengan perbuatan usil F, AAF lantas memarahi F.

F tak terima dimarahi lalu melempar batu ke arah korban. Usai lempar batu, F mengadu ke orangtuanya (I) dan kakaknya (K). I dan K lalu menghampiri AAF di lapangan bola.

I yang emosi langsung memukul kepala bagian belakang korban. Sementara K menampar AAF.

Bocah sepuluh tahun ini menangis dipukul dua orang dewasa.

“Kejadiannya di tempat ramai, dilihatin banyak orang. Malah tangannya AAF dipengangin sama ayahnya, lalu ditampar lagi sama kakak F,” kata Lusi, kakak korban.

Menurut Lusi, banyak orang yang melerai saat I dan K memukuli adiknya. Namun, I dan K mengabaikan warga dan tetap memukul AAF.

“Warga akhirnya menarik adik saya supaya I dan K selesai gitu mukulinnya,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com