BEKASI, KOMPAS.com - Kasatreskrim Polres Metro Bekasi AKBP Heri Purnomo mengatakan polisi akan memberi trauma healing terhadap AAF (10), terduga korban penganiayaan.
Pasalnya, bocah 10 tahun itu menjadi pendiam dan kerap menangis usai kasus penganiayaan yang menimpanya. AAF dianiaya dua orang dewasa lantaran salah satu anak yang anggota keluarganya mengaku dimarahi AAF.
Padahal, ketika itu AAF sedang membela temannya yang diusili anak itu.
“Kalau masih trauma, saya belum tahu ya ini dia trauma apa enggak ya. Kalau ada trauma ya kita bawa ke Rumah Sakit Polri, kan ada psikolognya di sana,” ujar Heri saat dihubungi, Rabu (19/8/2020).
Baca juga: Bocah 10 Tahun di Bekasi yang Dipukul Dua Orang Dewasa Kini Jadi Pendiam dan Suka Menangis
Sebelum membawa AAF theraphy healing ke Rumah Sakit Polri, Heri mengatakan pihak kepolisian akan memeriksa psikis korban terlebih dahulu.
Dengan adanya theraphy healing, ia berharap korban dapat sembuh dari traumanya dan kembali ceria seperti sedia kala.
“Kalau psikis terganggu harus sama psikolog (sampai sembuh diobati),” tutur dia.
Sebelumnya, AAF warga Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Utara mengalami kekerasan.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi dengan nomor laporan LP/1.885/K/VIII/2020/SPKT/Restro Bekasi Kota.
Baca juga: Terduga Pelaku Penganiayaan Bocah 10 Tahun di Bekasi Akan Dipanggil Polisi
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa AAF ditampar dan dipukul orangtua dan kakak temannya, F. I (40) adalah ayah dari F. Sementara K (23) adalah kakak dari F.
Pemukulan itu terjadi saat korban sedang menonton pertandingan sepak bola pada Minggu (16/8/2020).
AAF kala itu nonton bola bersama F dan satu teman lain berinisial A. Saat sedang asyik nonton bola, sandal A disembunyikan oleh F.
Karena tidak suka dengan perbuatan usil F, AAF lantas membela A dan memarahi F.
Baca juga: Bocah 10 Tahun Penyandang Disabilitas Disiksa dan Dipasung Dalam Kandang Kambing
F yang kala itu tak terima dimarahi malah melempar batu ke arah AAF.
Usai lempar batu, F mengadu ke orangtua (I) dan kakaknya (K). Karena aduan itu, I dan K menghampiri AAF di lapangan bola.