JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok Basoeki Abdullah, pelukis beraliran naturalis, masih abadi dalam karyanya. Sejumlah karya dan kenangan tentang Basoeki Abdullah bisa ditemukan di Museum Basoeki Abdullah.
Pada 5 November 1993, Basoeki Abdullah tewas dalam posisi tertelungkup di kamar tidur di rumahnya di Jalan Keuangan Raya No 19, Cilandak, Jakarta Selatan. Demikian menurut laporan harian KOMPAS pada 6 November 1993.
Masih menurut laporan KOMPAS, Basuki tewas di tangan pemuda yang tak punya pekerjaan tetap, Amd alias Nd (20), yang sudah enam kali melakukan pencurian di wilayah Jakarta Selatan pada saat itu.
Ketika itu Nd, berkomplot dengan Why alias Waud (37). Why adalah tukang kebun yang sudah bekerja sekitar dua tahun di rumah korban. Dia merupakan otak pelaku kejahatan itu.
Tempat kejadian perkara (TKP) perampokan disertai pembunuhan itu kini menjadi Ruang Memorial di lantai 1 Museum Basoeki Abdullah.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Maestro Basoeki Abdullah Dibunuh Perampok
"Ya, jadi di sini tempat kejadian almarhum meninggal. Ruangan ini bisa dimasuki cuma dibatasi. Isi ruangan ini masih orisinal, tidak ada yang diubah-ubah," ujar Humas Museum Basuki Abdullah, Septian Tito, saat ditemui 2019 lalu.
Di dalam ruangan itu, semua barang pribadi milik Basoeki tertata rapi. Ruangan tersebut berisi satu tempat tidur dengan sprei merah jambu berikut dua bantal kepala dan satu bantal guling.
Selimut kuning bermotif bunga ikut melapisi bagian atas kasur dengan rapi. Di atas kasur juga terdapat hiasan berupa ukiran patung dan beberapa ornamen lain.
Di kasur itulah, Basoeki sempat terbangun dari tidurnya dan mengenai badan Amd, dan sempat teriak "Maling...".
Basoeki sempat mencoba meraih kaca mata karena kaget. Saat Basoeki berdiri dan melihat Amd, pelaku sudah ada di pojok tempat tidur dekat senapan angin.
Amd akhirnya mengambil senjata dan memukulkannya satu kali sehingga membuat Basoeki terjatuh.
Di samping kasur Basoeki, terdapat satu meja kecil yang di atasnya terdapat lima tumpuk buku berukuran kantong baju.
Satu dari lima buku tersebut merupakan Alkitab. Di sisi samping, terlihat ada kamar mandi milik Basoeki.
Di sana masih terdapat sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi, dan beberapa peralatan mandi milik Basuki.
Bathtub warna hijau dan lantai keramik berwarna putih dalam kamar mandi tersebut menambah kesan era 1990-an.