JAKARTA, KOMPAS.com - Di zaman milenial, satu persatu profesi yang identik dikerjakan oleh laki-laki perlahan mulai ditekuni oleh kaum hawa. Mulai dari polisi, TNI, pilot, olahragawan dan sebagainya.
Devi Nuraisyah Stephani, misalnya, dia berhasil mematahkan anggapan bahwa profesi sebagai sopir truk hanya bisa digeluti oleh pria.
Memang, dia bukan satu-satunya wanita yang menggeluti profesi ini, tapi nama Devo melejit setelah dirinya mempublikasikan rutinitasnya sebagai sopir truk melalui kanal YouTube miliknya.
Hanya butuh tiga tahun bagi Devi untuk menjadi idola di kalangan pecinta mobil-mobil besar tersebut.
Baca juga: Kisah Devi Nuraisyah Stephani, Wanita yang Jadi Sopir Truk Sekaligus YouTuber
Namun, ada saja yang meragukan kapasitas Devi sebagai juru kemudi. Anggapan-anggapan sembrono tentu tak asing ia dengar.
Kendati demikian, toh Devi membuat pembuktian. Dia berhasil menaklukkan jalan yang disebut-sebut sebagai mimpi buruk para pengendara, yakni tanjakan Sitinjau Lauik.
Jangankan mobil berukuran raksasa seperti truk pink yang dikendarai Devi, mobil pribadi pun kerap susah payah melalui lintasan tersebut.
Kepada Kompas.com, Devi mengaku tak memiliki persiapan khusus menghadapi tanjakan tersebut. Mulanya ia hanya ditugaskan perusahaan tempat ia bekerja, Tam Cargo, untuk mengantarkan kiriman barang ke kota Padang, Sumatera Barat.
"Kemarin itu baru pertama kali nyoba jalur Sumatera, kalau sebelumnya kan seringnya jalur Jawa sampai Bali," kata Devi saat ditemui di gudang Tam Kargo, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (1/9/2020).
Baca juga: Cara Devi Nuraisyah Bungkam Pandangan Negatif terhadap Sopir Truk Perempuan
Rasa deg-degan ketika menjalani jalur Sumatera yang terkenal sulit karena dipenuhi tikungan-tikungan tajam dan tanjakan curam, tentu menghampiri Devi. Belum lagi banyak lokasi rawan aksi kriminal bajing loncat (bajilo).
Untungnya, Tol Sumatera kini sudah bisa dilalui. Sehingga pengendara tak harus lagi melalui jalanan yang disebut rawan bajilo tersebut.
Devi pun menyanggupi permintaan dari bosnya tersebut. Ia pun melibas trayek Jakarta-Padang untuk mengantar barang.
Melintasi, jalur baru tentu memiliki tantangan tersendiri. Devi mengaku tak jarang sedikit tersesat di jalan.
"Kalau sopir truk kita enggak bisa pakai Google Maps, karena dia nunjukkinnya jalan tercepat tapi paling cocok buat kendaraan pribadi karena bisa aja dia nunjukkin ke jalan-jalan sempit," ucap Devi.
"Jadi kalau aku lebih ngikutin ke papan petunjuk jalan. Tapi di Sumatera kan papan petunjuk jalannya enggak sebanyak di Jawa, jadi kalau bingung kadang aku berhenti nanya ke sopir truk lain yang lagi lewat," sambung dia.