Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Dilecehkan secara Verbal, Afifah Ingin Imam Budi Minta Maaf

Kompas.com - 10/09/2020, 16:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Bakal calon wakil wali kota Depok, Afifah Alia meminta lawan politiknya sesama bakal calon wakil wali kota, Imam Budi Hartono meminta maaf soal kelakar bernada pelecehan yang dialamatkan kepadanya.

"Yang saya inginkan adalah permintaan maaf dan janji untuk tidak mengulangi pelecehan seperti ini kepada saya maupun perempuan lainnya di Kota Depok," ungkap Afifah melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2020).

Sebagai informasi, insiden ini berawal ketika Afifah maupun Imam sedang dalam tahap pembagian kamar ketika hendak menjalani tes kesehatan pada Selasa (8/9/2020) lalu di RS Hasan Sadikin, Bandung.

Afifah merasa, Imam melontarkan kalimat "sekamar sama saya saja, Bu Afifah" yang kemudian ia anggap melecehkannya.

Baca juga: Bakal Calon Wakil Wali Kota Depok, Afifah Alia, Mengaku Dilecehkan secara Verbal oleh Lawannya, Imam Budi

Sementara itu, Imam mengklarifikasi bahwa ucapannya terpotong sehingga maknanya berubah.

"Saya jawab, 'kalau berdua saya jawab saya bisa sekamar sama Afifah, cucu saya'. Itu kalimat 'cucu saya' itu yang enggak kedengaran sama Afifah," ujar Imam kepada Kompas.com, Kamis siang.

Dalam keterangan yang sama, Afifah mengaku dirinya prihatin karena kelakar bernada pelecehan itu dilontarkannya oleh Imam, kader PKS yang cukup kawakan di dunia politik.

"Saya merasa prihatin, dalam kasus saya justru dilakukan oleh anggota DPRD Provinsi Jawa Barat 3 periode, calon wakil wali kota. Santun tapi melecehkan, melecehkan tapi santun," ujar kader PDI-P tersebut.

Baca juga: Imam Budi Mengaku Bercanda Saat Lontarkan Kalimat yang Dinilai Afifah sebagai Pelecehan

"Dari pernyataan ini, saya siap dengan semua konsekuensi yang akan terjadi kepada saya. Mari kita bersama-sama melihat perempuan dalam posisi yang setara. Pelecehan, baik verbal, fisik maupun psikis harus disudahi, terlebih lagi yang dilakukan oleh pejabat kota. Jangan lagi merendahkan perempuan," tambahnya.

Mengenai hal permintaan maaf ini, Imam tak secara gamblang menjawab ya maupun tidak.

Ia tetap pada pembelaan dirinya, bahwa duduk perkara masalah ini disebabkan oleh beda versi kalimat masing-masing antara dia dengan Afifah, yang menimbulkan tafsir berbeda.

"Masalahnya kan saya tidak merasa bersalah, karena salah persepsi, karena kalimat yang terputus dan bukan saya yang salah," kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com