Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Isolasi Ventilator Penuh, Angka Kematian Covid-19 di Bekasi Dikhawatirkan Meningkat

Kompas.com - 12/09/2020, 07:08 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi, Eko Nugroho khawatir angka kematian pasien Covid-19 di Kota Bekasi melonjak akibat tidak tersedianya ruangan isolasi dengan ventilator di rumah sakit swasta Bekasi.

Eko mengatakan ruangan itu dibutuhkan apabila pasien Covid-19 yang datang memiliki gejala berat.

"Kalau yang berat ini penting dicatat, kalau kena Covid-19 dan gejalanya berat, terutama mereka komorbid atau punya penyakit penyerta itu pasti angka mortalitasnya (angka kematian) jadi tinggi," ujar Eko saat dihubungi, Jumat (12/9/2020).

“Kalau berat dan harus pakai ventilator berarti lebih dari 50 persen kemungkinannya (tingkat potensi kematian) secara medis. Kemungkinan selamatnya tipis. Memang takdir di tangan Tuhan, tetapi secara medis hitungannya begitu," kata dia.

Baca juga: Asosiasi Sebut RS Swasta di Bekasi Kekurangan Ruang Isolasi dengan Ventilator

Situasi saat ini, kata Eko, kapasitas tempat tidur isolasi dengan ventilator rumah sakit swasta rujukan Covid-19 sudah penuh.

Per 11 September ini sekitar 490 tempat tidur isolasi di 42 rumah sakit rujukan swasta Kota Bekasi sudah digunakan pasien Covid-19.

Sementara itu, setiap rumah sakit hanya punya 5 persen tempat tidur isolasi bertekanan negatif dengan ventilator.

Jika satu rumah sakit punya 100 tempat tidur, maka minimal ada 5 tempat tidur isolasi dengan ventilator. Namun, tempat tidur tersebut di ruang ICU itu dibagi dua untuk digunakan oleh pasien Covid-19 dan pasien non-Covid-19.

“Pas-nya 490 (pasien) sekian, tetapi data itu bergerak terus yah. Ini per hari ini, hampir 500 (pasien Covid-19) dan ini gejala ringan dan gejala berat. Berarti hampir sebagian besar rumah sakit full terutama yang butuh ventilator. Jadi kalau misalnya ada kasus berat, Kota Bekasi sudah tidak bisa nampung,” ujar Eko saat dihubungi, Jumat (12/9/2020).

Baca juga: 329 Jenazah Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di TPU Padurenan Bekasi, Meningkat Sejak Bulan Lalu

Sebab pertolongan pertama untuk pasien Covid-19 yang bergejala berat sulit ditangani karena membutuhkan alat bantu pernapasan.

Meski demikian, ia berjanji akan tetap melakukan semaksimal mungkin untuk keselamatan pasien Covid-19 meski tempat tidur dengan ventilator terbatas.

Ia juga berharap Pemerintah menambah tempat tidur isolasi dengan ventilator untuk menekan angka kematian Covid-19 di Kota Bekasi.

“Kita akan lakukan penangan semaksimal yang bisa kita lakukan. Semua perkembangan Covid-19 di rumah sakit sudah disampaikan langsung ke Pemkot Bekasi. Jadi, sebetulnya sudah terpikirkan sejak awal oleh Pemkot. Jadi investasi di bidang alat kesehatan tidak mudah, mahal, maka Pemerintah sudah berupaya minta sumbangan atau apa gitu untuk beli alat ventilator itu,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com