Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2020, 13:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengumumkan bahwa rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di wilayahnya sudah penuh untuk pasien bergejala berat.

Sebelum Idris, dua rumah sakit utama rujukan Covid-19 milik pemerintah, yakni RSUD Kota Depok dan RS Universitas Indonesia, juga telah mengumumkan bahwa ruang ICU dan HCU telah terisi penuh.

"Yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) berat memang sudah (terisi) 100 persen. Itu yang ICU dan perlu oksigen segala macam," ujar Idris kepada wartawan pada Senin (14/9/2020).

"Kami hitung seluruh rumah sakit di Kota Depok, tidak hanya RSUD. Ada 9 rumah sakit rujukan di Depok. Itu kapasitasnya kalau yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) ringan terisi 63 persen, yang (bergejala) sedang terisi 81 persen," imbuhnya.

Baca juga: Pasien Covid-19 Bergejala Berat di Depok Terus Bertambah, RSUD Akan Tambah ICU

Idris mengaku, pihaknya tengah mencari jalan keluar untuk merujuk pasien positif Covid-19 bergejala berat di Depok karena krisis ICU dan HCU.

"Ini akan kami siasati untuk nanti kami merujuk ke mana. Kami sedang konsultasi ke pemerintah pusat dan provinsi," ia menambahkan.

Kondisi ini gawat lantaran Kota Depok tengah mengalami lonjakan pesat jumlah pasien Covid-19 sejak awal Agustus 2020, dengan peningkatan di atas 200 persen.

Dari peningkatan itu, ada tren bahwa pasien positif Covid-19 yang datang ke rumah sakit telah membutuhkan perawatan khusus.

Baca juga: RS UI Hampir Penuh untuk Pasien Covid-19, ICU Terisi 90 Persen

Hal itu dikonfirmasi oleh Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto Rahman.

"Ya betul (ada tren melonjaknya pasien Covid-19 di Depok dengan gejala berat), sejak relaksasi PSBB," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin.

"Kondisi di lapangan terjadi beberapa peningkatan atau ekskalasi yang mereka susah mencari rujukan ICU atau high care," jelas Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori kepada Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

"Kami juga tidak menyangka kondisinya seperti itu," tambahnya.

Hingga data terbaru dirilis pada Minggu (13/9/2020), Kota Depok masih bercokol sebagai wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di wilayah Bodetabek, dengan total 2.832 kasus.

Di samping itu, kini ada 813 pasien positif Covid-19 yang sedang ditangani di Depok, membuat sejumlah rumah sakit utama rujukan Covid-19 milik pemerintah, seperti RS UI dan RSUD Kota Depok hampir penuh.

Meski kasus Covid-19 semakin parah dan Depok jadi zona merah nasional, namun Pemerintah Kota Depok belum akan memberlakukan PSBB ketat seperti di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com