Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangsel Kembali Zona Oranye, Airin Ingatkan Warga Jangan Sampai Lengah

Kompas.com - 17/09/2020, 10:39 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengingatkan warganya supaya tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Pernyataan tersebut diungkapkan Airin untuk menanggapi status Kota Tangerang Selatan yang berubah dari zona merah menjadi zona oranye penyebaran Covid-19 dengan risiko penularan sedang.

"Warna dari BNPB ini hanya sebagai pengingat buat kita, apakah yang kita lakukan sudah baik dan sebagai bentuk evaluasi," katanya kepada wartawan di Gedung Palang Merah Indonesia, Kamis (17/9/2020).

Baca juga: UPDATE 16 September: Bertambah 12 Kasus Positif dan 2 Pasien Covid-19 Meninggal di Tangsel

Airin menyebut bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan mengevaluasi perkembangan penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

Dengan begitu, sejumlah antisipasi dapat dilakukan guna mencegah Tangerang Selatan kembali menjadi zona merah penyebaran Covid-19.

"Besok saja bisa jadi merah lagi. Tentu kita berharap tidak menjadi merah lagi, bahkan kalau bisa ke kuning atau hijau," ungkapnya.

Baca juga: 5 Pejabat Pemkot Tangsel Positif Covid-19, Kini Dalam Pemulihan

"Warna yang diberikan BNPB sebagai pengingat untuk kita terus melakukan evaluasi dan monitoring sehingga tindakan kita bisa tepat dan sesuai," sambungnya.

Untuk diketahui, Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan, ada 34 kabupaten dan kota yang berubah dari zona risiko tinggi (merah) menjadi zona risiko sedang (kuning) penularan virus corona dalam sepekan terakhir.

Dari 34 Kabupaten/Kota tersebut, tiga diantaranya merupakan wilayah Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, serta Kabupaten Tangerang.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/9/2020), zonasi ini disusun berdasarkan tiga indikator, yakni epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan tiga indikator itu, pemerintah menetapkan zonasi merah (risiko tinggi), oranye (risiko sedang), kuning (risiko rendah), dan hijau (tanpa kasus).

Wiku mengatakan, pihaknya sangat menghargai upaya 34 kabupaten/kota ini yang telah mampu mengurangi risiko penularan Covid-19 menjadi lebih baik.

Ia berharap, pemerintah di 34 daerah tersebut terus bekerja maksimal.

"Meskipun zonanya masih zona oranye harus didorong lagi menjadi zona kuning dan hijau," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com