Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecah Kongsi Wali Kota Depok dan Wakilnya, Bersiap 'Saling Sikut' di Masa Kampanye

Kompas.com - 26/09/2020, 10:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS com - Kota Depok resmi "ditinggalkan" oleh pemimpinnya, yakni wali kota sekaligus wakilnya yang pecah kongsi dan kini sama-sama berduel di Pilkada Depok 2020.

Wali Kota Depok Mohammad Idris dan wakilnya, Pradi Supriatna, bakal menjalani cuti selama 71 hari masa kampanye, terhitung mulai hari ini hingga 5 Desember 2020 nanti.

Mereka meninggalkan sementara Kota Depok sebagai wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jawa Barat dan Bodetabek, dengan 3.572 kasus per kemarin dan 879 pasien di antaranya masih ditangani.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengukuhkan Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Depok, bernama Dedi Supandi, untuk mengisi "kekosongan" sementara kursi yang mereka tinggalkan.

Baca juga: Wali Kota Depok dan Wakilnya Cuti Kampanye 71 Hari, Pemprov Jabar Tunjuk Pejabat Sementara

"Sudah ada Pjs Wali Kota Depok yang ditunjuk oleh Pemprov Jawa Barat, yaitu Dedi Supandi. Beliau Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat," kata Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Depok, Sri Utomo kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

Dalam pengundian nomor urut pada Kamis lalu, Mohammad Idris memperoleh nomor urut 2, sementara Pradi Supriatna mendapatkan nomor urut 1.

Mari melihat kembali perjalanan kedua pasang calon sebelum resmi pecah kongsi dan akan saling sikut di masa kampanye ini Pilkada Depok.

Pradi Supriatna (nomor urut 1)

Pradi Supriatna adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Depok. Di Pilkada Depok, ia akan bertandem dengan kader perempuan PDI-P, Afifah Alia.

Gerindra dan PDI-P yang sedang mesra di kancah nasional juga menunjukkan harmoni serupa di Depok.

Baca juga: Bawaslu Depok Turunkan Ribuan Gambar Paslon yang Dipasang Sebelum Masa Kampanye

Gerindra sejak awal telah menentukan sikap ngotot berpisah dengan PKS yang merupakan rekan sekoalisi waktu mengusung Idris-Pradi 5 tahun lalu.

Pradi-Afifah menyongsong kontestasi dengan modal cukup besar. Mereka berhasil membentuk koalisi gemuk, merangkul 65 persen atau 33 kursi partai politik di parlemen.

Gerindra dan PDI-P punya masing-masing 10 kursi. Kekuatan mereka semakin tebal setelah didukung Golkar (5), PAN (4), PKB (3), dan PSI (1).

Di luar DPRD, Pradi-Afifah juga meraup dukungan Perindo, Nasdem, dan PBB serta beberapa ormas seperti Forkabi, FBR, dan Pemuda Pancasila.

Mereka juga kerap mencuri start. Saat kubu PKS masih belum mengapungkan sosok kandidat, Gerindra dan PDI-P jauh lebih dulu mengumumkan Pradi-Afifah sebagai kandidat, walau secara informal, pada awal Mei 2020.

Pradi-Afifah pun menghelat deklarasi resmi lebih awal sehari ketimbang lawannya, Idris-Imam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com