Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Minum Boba Bikin Lumpuh Seorang Perempuan di Bekasi | Jumlah RW Zona Merah Bertambah, Terbanyak di Jakpus

Kompas.com - 29/09/2020, 09:17 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Minuman bubble tea atau boba banyak digandrungi anak muda masa kini. Namun, di balik manisnya bola-bola boba, ada bahaya kesehatan yang mengancam.

Hal itu pun dirasa R, warga Bekasi, yang mengalami lumpuh sementara. Saat ke dokter, baru diketahui bahwa R menderita diabetes melitus level 2.

Berita soal efek samping boba ini menjadi berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin, Senin (28/9/2020).

Berita populer lainnya yakni soal penambahan RW zona merah di Jakarta hingga viral cerita "perpeloncoan" di terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Berikut empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin:

1. Kebanyakan minum boba, R alami lumpuh sementara

Siapa tak kenal boba atau bubble tea? Minuman berbahan dasar teh, susu, dan boba yang berbahan dasar tepung singkong ini sedang naik daun. Rasa manisnya membuat boba semakin digemari oleh masyarakat.

Boba sendiri berasal dari tepung tapioka dan tidak memiliki banyak rasa. Sehingga, rasa manisnya berasal dari gula atau madu yang direndam sebelum disajikan.

Namun, seiring dengan popularitasnya, minuman itu disebut memiliki efek samping, seperti yang dikisahkan oleh R  melalui akun media sosial Twitter miliknya.

Kisah perempuan asal Bekasi ini menyedot perhatian banyak warganet.

Baca juga: Viral Kisah Gadis 20 Tahun Lumpuh Akibat Minum Boba, Ini Kata Dokter

Saat dikonfirmasi Kompas.com, R mengaku bahwa dalam satu hari dia biasa mengonsumsi dua gelas boba selama tiga sampai empat hari dalam seminggu.

Kebiasaannya ini dia lakukan sejak Desember 2019 dan terus berlangsung.
Selama mengonsumsi boba, dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya.

Akan tetapi, lambat laun R mulai merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Pada awalnya, perempuan berusia 20 tahun ini merasakan kebas pada kaki.

Selama enam hari setelah itu, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang. Hingga akhirnya, dia merasakan kakinya mengalami lumpuh sementara. R lalu memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020.

"Dibawa ke dokter umum, bilangnya cuma kekurangan vitamin D. Ternyata masih terasa berkedut, bahkan pas jalan kayak meleyot (layu) gitu kakinya. Akhirnya dibawa ke dokter penyakit dalam dan dicek ternyata sudah DM (diabetes melitus) tipe-2," kata dia.

Baca selengkapnya di sini.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com