Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Minta Kebijakan Penanganan Covid-19 Seragam dengan Wilayah Sekitar

Kompas.com - 01/10/2020, 07:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana berujar, pihaknya berharap agar kebijakan penanganan Covid-19 dapat dilakukan secara seragam dengan wilayah sekitar.

Untuk itu, menurutnya, pemerintah provinsi harus ikut turun tangan membantu koordinasi antara kota dan kabupaten yang berdekatan.

"Yang kita butuhkan koordinasi antara kabupaten dan kota agar kebijakannya seragam. Bagaimana bisa kita membuat kebijakan tidak seragam, misalnya antara wilayah-wilayah di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dengan DKI Jakarta?" kata Dadang kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: 4 Fakta soal Rencana Ridwan Kamil Pindah Kantor ke Depok di Tengah Pandemi Covid-19

"Menurut saya, itu merupakan tanggung jawab dan kewenangan Provinsi untuk membuat simpul koordinasi," imbuhnya.

Sinkronisasi kebijakan penanganan Covid-19 secara terpadu memang diperlukan sebab pergerakan warga dinamis, melintasi sekat-sekat wilayah.

Sebagai contoh, ketika PSBB di DKI Jakarta berlaku lebih ketat sehingga restoran ditutup untuk makan di tempat, ditengarai ada pergerakan keluar menuju restoran di kota-kota penyangga.

Lalu, ketika Kota Depok memberlakukan pembatasan aktivitas warga atau jam malam hingga pukul 18.00 WIB, sejumlah warga ditengarai bergerak ke Kota Bogor sebab batas jam malam di kota hujan lebih longgar 2 jam.

Keadaan ini membuat Kota Depok pada akhirnya melakukan sinkronisasi dengan turut mengubah batas jam malam menjadi pukul 20.00 WIB.

Dadang mengatakan, selama ini pihaknya kesulitan berkoordinasi dengan wilayah sekitar.

Pemprov Jawa Barat disebut minim intervensi padahal pandemi Covid-19 terjadi lintas wilayah.

"Kami merasakan selama dua bulan terkahir, ketika lonjakan kasus terjadi dan mayoritas Bodebek dalam zona merah, kehadiran provinsi untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi wilayah di Bodebek sangat minim," kata Dadang.

"Ketika menyusun kebijakan yang berhubungan dengan daerah-daerah lain, kami lakukan koordinasi secara parsial. Kami koordinasi dengan Kabupaten Bogor, kami koordinasi dengan Kota Bogor, kami koordinasi dengan Bekasi, kami koordinasikan dengan Jakarta. Bahkan, kami langsung mengakses ke pemerintah pusat dalam hal ini satgas pusat," lanjut dia.

Sebagai informasi, wilayah Bodebek mengalami peningkatan signifikan kasus Covid-19 sejak awal Agustus lalu hingga sekarang.

Baca juga: UPDATE 30 September: Kasus Covid-19 di Depok mencapai 4.320, Tertinggi di Jawa Barat

Depok menjadi yang paling parah, dengan total laporan kasus positif Covid-19 sudah mencapai 4.320 kasus hingga kemarin, terbanyak di Jawa Barat maupun Bodebek.

Dari jumlah itu, 1.249 pasien masih dalam penanganan saat ini, sedangkan kapasitas rumah sakit di Depok disebut Ridwan Kamil "paling kritis" dengan keterisian lebih dari 80 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com