Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda di Palmerah Datangi Seorang Pria Disangka Bandar Narkoba, Ternyata Polisi

Kompas.com - 01/10/2020, 14:36 WIB
Sonya Teresa Debora,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anggota kepolisian sempat dikira pengedar narkoba oleh beberapa pemuda saat aparat melaksanakan Operasi Yustisi di Kampung Boncos, Kota Bambu, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, pada Rabu (30/9/2020), 

Lewat rilis resmi Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, Wakapolsek Palmerah AKP Bahrun dan 13 anggota polisi saat itu melakukan operasi dengan mengenakan pakaian preman sehingga tidak dikenali oleh warga setempat.

Salah seorang remaja kemudian mendekati Bahrun dan meminta narkoba. Remaja itu mengira Bahrun adalah pengedar. 

Bahrun lalu menyuruh pemuda tersebut untuk pergi. Anggota kepolisian lain lalu menghampiri tempat duduk besar yang dipakai kumpul-kumpul oleh warga sekitar.

Baca juga: Kasus Covid-19 Mencuat, RW 11 Kelurahan Palmerah Karantina Wilayah Mandiri

Awalnya, aparat tidak berencana menggerebek, sebab saat itu polisi hanya sedang melaksanakan patroli pelanggaran PSBB seperti biasa. Namun, saat sedang menghampiri lokasi, banyak warga yang tiba-tiba kabur.

Karena curiga, polisi menggeledah lokasi tempat warga berkumpul dan menemukan granat aktif dan puluhan gram sabu yang ditinggal pengecernya.

Di lokasi yang sama ditemukan juga alat hisap sabu dan senjata tajam.

“Kami ke situ karena ada yang ramai-ramai. Di situ ada granat, narkoba, bong itu alat hisap sabu, ada juga golok dan korek api” ujar Kapolsek Palmerah Kompol Supriyanto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10/2020).

Baca juga: Ingin Viral, Remaja di Palmerah Unggah Video Tawuran Mereka di Medsos

Polsek Palmerah kemudian memanggil tim gegana untuk memeriksa dan mengevakuasi granat tersebut. 

“Awalnya, kami tidak tahu kalau itu adalah granat aktif, baru saya dapat laporan dari tim gegana kalau itu aktif setelah kami laporkan” ujarnya.

Hingga Kamis siang, pelaku masih belum ditangkap pihak kepolisian. Pelaku berhasil melarikan diri ke gang-gang kecil yang gelap di kawasan tersebut.

Operasi Yustisi masih dilakukan oleh aparat untuk mengawal diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Jakarta. Sudah puluhan ribu pelanggar ditindak untuk diberikan sanksi berupa denda maupun kerja sosial.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com