DEPOK, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta Pemerintah Kota Depok menekan semaksimal mungkin isolasi mandiri pasien positif Covid-19 dilakuan di rumah.
Penyebabnya, jumlah klaster keluarga semakin banyak di Depok; sebuah fenomena yang, kata dia, juga jamak dijumpai di wilayah Bogor dan Bekasi.
"Hasil kajian, banyak sekarang mengemuka di Depok adalah klaster keluarga yang datang dari suami yang bekerja. Yang bekerja kena klaster perkantoran, menularkan ke keluarga," ujar pria yang kerap disapa Emil itu kepada wartawan, Jumat (1/10/2020) dalam lawatannya ke Depok.
"Maka, kebijakannya sekarang yang OTG-OTG (orang tanpa gejala) diimbau untuk melapor supaya pindah, tidak di rumah isolasi mandiri, karena hasil kajiannya tingkat infeksi di rumah itu lebih tinggi," lanjutnya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Depok Sumbang 60-70 Persen Kasus Covid-19 di Bodebek
Kebijakan itu pertama kali ditempuh oleh Pemprov DKI Jakarta saat memperketat PSBB. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat itu menetapkan bahwa pasien Covid-19 tanpa gejala harus diisolasi secara terkendali dan terpantau di lokasi khusus.
Emil menginstruksikan agar Depok melakukan langkah sejenis. Ia mengaku, kunjungannya ke Depok sekaligus untuk memastikan sejauh mana kesiapan lokasi-lokasi yang ditetapkan menjadi lokasi isolasi khusus pasien Covid-19.
"Tinggal di gedung, di rumah sakit, atau di hotel, pemerintah pusat sekarang sedang menjadikan (itu sebagai) kebijakan dalam minggu-minggu ini untuk memastikan klaster keluarga bisa kita turunkan," kata Emil.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Depok Mulai Didominasi Klaster Keluarga
"Kebijakannya adalah barangsiapa dia positif (Covid-19), walaupun dia tanpa gejala, maka dia harus diisolasi mandiri tidak di rumah," tambahnya.
Kota Depok hingga hari ini mencatat kasus Covid-19 jauh lebih tinggih dibandingkan kota dan kabupaten lain di Jawa Barat, khususnya Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi).
Hingga saat ini, Depok telah melaporkan 4.386 kasus Covid-19 dan sebanyak 1.458 psasien di antaranya masih ditangani.
Sementara itu, dikutip dari laman resmi masing-masing pemerintah daerah, Kota Bogor mencatat total 1.281, Kabupaten Bogor 1.880, Kabupaten Bekasi 2.811, dan Kota Bekasi 1.703 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.