JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah poster yang bertuliskan pelajar STM akan melakukam aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di sekitar gedung DPR, pada Rabu (7/10/2020), viral di media sosial.
Dalam poster bertuliskan "STM Bergerak" mengajak para pelajar STM yang ada di Jabodetabrek untuk mengikuti aksi unjuk rasa.
Tertera juga kalau aksi unjuk rasa itu akan dilakukan pada pukul 13.00 WIB hingga menang.
Menanggapi itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menegaskan kalau sebaran ajakan itu tidak benar.
"Tidak ada kok itu (perherakan anak STM) tidak ada, aman-aman," ujar Yusri kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).
Baca juga: Ikut Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja, Pelajar SMK Ricuh dan Lempar Batu
Yuri mengatakan, sejauh ini kondisi masih kondusif. Polisi pun tengah berjaga-jaga untuk mengantisipasi adanya kedatangan massa yang akan menggelar unjuk rasa.
"(Personel) kita siap-siap. Bahwa ini dipastikan aman dan kondusif," kata Yusri.
Polisi pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa yang dapat menyebabkan penyebaran Covid-19 kian masif.
Sebelumnya, massa buruh menggelar aksi ujuk rasa pada Selasa kemarin. Mereka menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja oleh DPR pada Senin lalu.
Kemarin, polisi juga mengamankan 18 orang pelajar diamankan kepolisian di sekitar Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2020). Mereka diduga ingin mengikuti aksi unjuk rasa buruh menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.
Baca juga: 18 Pelajar Diamankan di Sekitar Gedung DPR, Polisi: Mereka Dapat Info Demo Akan Ribut
"Bukan (buruh). Itu anak sekolah, ada anak SMA. Mereka dapat info mau ada aksi di DPR makanya mereka datang. Sekarang kita lagi amankan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa.
Yusri menjelaskan, awalnya pihaknya menerima laporan adanya kelompok yang ingin terlibat keributan. Berdasarkan laporan itu, polisi langsung menuju ke lokasi dan mengamankan sejumlah orang.
"Katanya 'kami dapat di medsos mau ada ribut di DPR makanya kami datang kesana' dan diamankan," ucapnya.
Berdasarkan pemeriksaan, kata Yusri, mereka datang setelah mendapatkan pesan berantai melalui Whatsapp kalau aksi unjuk rasa sekitar Kompleks Parlemen Senayan akan ricuh.
Mereka kemudian datang dengan menyamar menggunakan seragam hitam seolah bukan pelajar.
"Sekarang masih di sini semua, kita amankan, kita periksa dulu, kalau enggak ada (indikasi tindak pidana) kita pulangkan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.