BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 1.700 personel gabungan Polri-TNI menjaga aksi mogok massal dan unjuk rasa buruh di sejumlah perusahaan di kawasan industri Kabupaten Bekasi, Kamis (8/10/2020) agar bisa berlangsung kondusif.
Aks mogok dan unjuk rasa itu merespons pengesahan omnibus law Undang-undang Cipta Kerja oleh DPR dan pemerintah pada Senin lalu.
"Yang jaga ada 1.700 gabungan (polisi dan) TNI," kata Wakapolres Metro Bekasi, AKBP Rickson Situmorang, Kamis.
Rickson mengatakan, aparat akan menjaga kawasan industri hingga jalan tol. Menurut dia, banyaknya aparat yang dikerahkan itu untuk mengantipasi lumpuhnya kegiatan pabrik-pabrik di kawasan industri.
Baca juga: Enam Mahasiswa Luka-luka dalam Kericuhan Aksi Tolak UU Cipta di Kawasan Industri Jababeka
"Dijaga semua. Kan kaya kemarin mahasiswa mau orasi kami jagain. Tetapi jangan sampai menutup jalan, jangan ganggu produksi. Jadi misalnya ada dua jalur, nah satu jalurlah yang dipakai. Kami jaga disitu karena produksi kan ekonomi juga," kata Rickson.
Dia mengatakan, aparat keamanan juga akan keliling kawasan industri mengawasi aktivitas buruh selama aksi unjuk rasa berlangsung. Aparat mengantisipasi agar tidak terjadi sweeping buruh di kawasan pabrik dan menganggu kegiatan produksi.
"Kami antisipasi kaya sweeping gitu. Misalnya kalau ada buruh yang sweeping, tetapi kalau mau orasi kan silakan. Kalau orasi di pabrik-pabrik saja tidak apa-apa, yang penting jangan ganggu yang lainlah kalau mau demo. Soalnya biasanya ada yang ngajak terus ada yang tidak mau terus berselilisih, ini yang kami jaga," kata dia.
Dia berharap aksi unjuk rasa berjalan kondusif sehingga aktivitas masyarakat berjalan normal, termasuk kegiatan di pabrik.
"Kalau demo tetap di lingkungan sekitar, jaga keamanan pabrik, kalau demo kan kami persilakan kumpul- kumpul tidak apa-apa, tetapi jangan ganggu produksi, ekonomi enggak jalan nanti," ujar dia.
Sebelumnya, sejumlah kelompok mahasiswa menyatakan akan ikut dalam aksi unjuk rasa tolak omnibus law UU Cipta Kerja di kawasan industri, Kamis ini.
Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesian(PMII) Kabupaten Bekasi M Harun Al Rasyid mengatakan, aksi itu akan dilakukannya di titik keramaian.
"kami akan bersuara di Kabupaten. Tidak ke Jakarta. Di daerah kami tetap menyuarakan penolakan UU omnibus law. Rencananya di titik-titik keramaian," ujar Harun.
Dia menambahkan, para mahasiswa yang tergabung dalam PMII akan unjuk rasa bersama mahasiswa lainnya dan buruh. Namun, lokasi unjuk rasa ini tidak di satu lokasi yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.