Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Depok Jadi Prioritas Penanganan Covid-19, Gugus Tugas: Harusnya dari Dulu

Kompas.com - 12/10/2020, 15:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok, Jawa Barat masuk dalam deretan kota dan kabupaten yang menjadi perhatian Presiden RI Joko Widodo baru-baru ini, karena jumlah pasien Covid-19 yang tinggi.

"Dua minggu ke depan diprioritaskan untuk 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 yang menyumbang 30 persen total kasus aktif nasional," kata Jokowi saat rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/10/2020).

Menurut Jokowi, wilayah itu tersebar di Kota Ambon, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Jayapura, Kota Padang, dan Kota Pekanbaru.

Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 di Depok Capai 1.564 Orang, Terbanyak Selama Pandemi

Menanggapi hal itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Sri Utomo menganggap perhatian sejenis itu mestinya diberikan sejak dulu.

"Seharusnya dari dulu karena Depok yang memulai," ujar Sri pada Senin (12/10/2020), merujuk pada temuan pertama kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada warga Depok.

"Artinya, kalau Depok yang memulai, harus dikonsentrasikan dong. Harusnya konsentrasi, baik pikiran, tempat, apa pun agar dibantu Depok ini," katanya.

Sri enggan menyebut sorotan Jokowi terhadap Depok sebagai perhatian yang terlambat diberikan.

Baca juga: Wisma Makara UI Terganjal Nomenklatur untuk Tampung Pasien Covid-19 di Depok

Menurut dia, lebih baik kini fokus untuk menurunkan laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Depok yang terus mencapai puncak saat ini, ketimbang berdebat soal terlambat atau tidaknya perhatian itu.

Ditambah lagi, arus pergerakan penduduk ke DKI Jakarta kini akan semakin tinggi karena PSBB di Ibu Kota kembali diperlonggar.

"Tidak menyalahkan presiden, tidak, presiden sudah pusing itu. Tapi, mulai sekarang, gubernur atau siapa pun juga harus memikirkan Kota Depok. Penduduknya 2 juta lebih, luasnya dalam 1 kilometer (persegi) bisa berapa orang. Itu harusnya dipikirkan," jelas Sri.

"Banyak, hampir semuanya butuh. Alat kesehatan kita butuh, isolasi mandiri untuk orang tanpa gejala juga butuh, penanganan butuh. Jaring pengaman sosialnya juga butuh. Maka mari kita kerja sama," imbuhnya.

Kasus Covid-19 di Depok kini telah mencapai 5.565 kasus hingga data terbaru dilaporkan kemarin, Minggu (11/10/2020).

Jumlah ini adalah yang terbanyak di wilayah Bodetabek maupun Jawa Barat.

Dari angka itu, sebanyak 1.564 pasien masih ditangani. Jumlah kasus aktif ini merupakan yang tertinggi sejak pandemi melanda Depok, jauh di atas puncak gelombang pertama pada Mei lalu yang hanya 383 pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com