Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi TIM Dilakukan dalam 2 Tahap, Ini Alasannya

Kompas.com - 16/10/2020, 10:43 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Proyek Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Tabah Noekman mengungkapkan, proyek revitalisasi TIM akan dilakukan secara dua tahap.

Alasan dilaksanakan menjadi dua tahap lantaran keunikan jenis bangunannya. Sebab, jenis dan karakter bangunan di TIM berbeda-beda.

Contohnya, di TIM terdapat gedung pertunjukan, gedung bioskop, perpustakaan, office, wisma, hingga bangunan pendidikan seperti planetarium.

"TIM kalau dibangun dalam satu fase sulit, karena ini multi-building. Unik sebetulnya, sebab semua unsur di TIM ada, mulai dari pendidikan, seni budaya, film, theatre, dan lain sebagainya," kata Tabah dalam keterangannya, Jumat (16/10/2020).

Baca juga: Klaim Sudah Berdamai dengan Seniman, Jakpro Lanjutkan Revitalisasi TIM

Pada tahap pertama, menurut Tabah, proyek revitalisasi TIM dimulai dan difokuskan pada Masjid Amir Hamzah, gedung parkir dan pemadam kebakaran (damkar), serta gedung perpustakaan dan wisma seni.

Sementara itu, rencananya pada tahap kedua proyek pengerjaan akan difokuskan pada gedung pertunjukan, planetarium beserta gedung yang melingkarinya.

Selain itu, pada tahap dua juga direncanakan dibangun lokasi teater halaman serta infrastruktur kawasannya.

"Harapannya dengan infrastruktur ini mengurangi efek banjir yang sering terjadi," ujarnya.

Adapun hingga saat ini, progres revitalisasi TIM, Cikini, Jakarta Pusat mencapai 38,37 persen di tengah pandemi Covid-19.

Pada pekan ini, revitalisasi tersebut telah memasuki Minggu ke-65.

Baca juga: Jakpro Lanjutkan Revitalisasi TIM, Pegiat Seni: Apa Dikata, Sudah Terjadi

Revitalisasi TIM sempat dihentikan sementara lantaran ditolak kalangan seniman.

Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto sebelumnya mengklaim kalangan seniman tidak lagi memprotes proyek revitalisasi.

"Revitalisasi sudah dilanjutkan sejak sebelum Lebaran. Sekarang sudah enggak ada protes (dari seniman)," ucap Dwi di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2020).

Ia menyebutkan, Jakpro sudah duduk bersama para seniman untuk menampung masukkan para pegiat seni tersebut.

Meski demikian, menurut dia tak semua masukan dan keinginan bisa dipenuhi.

"Seniman memberikan masukan soal segala macam. Sudah kita akomodasi misalnya memberi tempat latihan (berkesenian). Tapi, tidak semua kita akomodasi, kalau desain (gedung), enggak bisa," ujarnya.

Baca juga: Proyek Revitalisasi TIM Dibawa ke Senayan, Anies Klaim Tak Cari Untung hingga Dimoratorium

Dwi membantah protes para seniman sebelumnya yang mengaku bakal ada komersialisasi di TIM. Jakpro hanya melakukan optimalisasi dengan adanya beberapa perbaikan.

"Optimalisasi beda dengan komersialisasi. Kita meminimalisasi biaya yang ditanggung oleh Pemprov. Kan kita harus memutar otak bagaimana supaya biaya rutin pemeliharan enggak menjadi besar dan bersumber dari APBD. Jangan kembali lagi kepada konsep komersialisasi," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com