Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

KAMI, Anarko, dan Dugaan Sosok Terlatih di Balik Demo Rusuh

Kompas.com - 19/10/2020, 08:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


ANARKO disebut-sebut sebagai dalang dari aksi rusuh unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja pada Selasa, 6 Oktober 2020 lalu.

Belakangan sejumlah Tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dituding menyebar penghasutan lewat media sosial yang berujung pada aksi rusuh itu.

Pendek kata, berdasarkan pernyataan polisi, KAMI dan Anarko berada di balik aksi rusuh pekan lalu.

Benarkah ada sosok terlatih yang diduga menjadi pimpinan rusuh di lapangan? Apa kaitan ketiganya, KAMI, Anarko, dan sosok terlatih?

Tidak mudah membuktikan bahwa aktivitas sejumlah anggota kami di media sosial berkaitan langsung dengan demo lapangan yang berujung rusuh.

Apa yang sesungguhnya terjadi? Program AIMAN mengupasnya.

Anggota KAMI dan media sosialnya

Sejauh ini ada 9 anggota KAMI yang ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebut keempat tersangka itu adalah KA, JG, NZ, WRB. Mereka antara lain dijerat pasal ujaran kebencian dalam UU ITE dan Pasal 160 KUHP tentang penghasutan.

Argo mengungkap bahwa keempat tersangka itu bergabung dalam grup yang sama: KAMI Medan, Sumatera Utara.

"Dia (JG) menyampaikan 'batu kena satu orang, bom molotov bisa membakar 10 orang dan bensin bisa berjajaran,' dan sebagainya itu. Kemudian ada juga yang menyampaikan 'buat skenario seperti (kerusuhan) 1998. Penjarahan toko China dan rumah-rumahnya, kemudian preman diikutkan untuk menjarah'," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Selain menyimpan bukti percakapan di WA Group (WAG) Medan, Argo menyatakan bahwa polisi juga mendapatkan bukti lain seperti bom molotov dan pylox.

Lalu, siapa yang melakukan kerusuhan di lapangan saat unjuk rasa rusuh, Selasa 6 Oktober lalu?

Lebih dari 1.000 Anarko di Jabodetabek

Ada ribuan anggota kelompok Anarko yang ditangkap di sejumlah daerah pada unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja. Lebih dari 1.000 di antaranya berada di wilayah Jabodetabek.

"Jadi 1.192 itu mereka tidak tahu (tujuan demo). Mereka bukan dari kelompok buruh yang memang (mau) menyuarakan, tapi ada kelompok sendiri datang untuk lakukan kerusuhan bahkan didominasi oleh anak anak STM yang mereka tidak tahu apa itu UU Cipta Kerja," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya, Jumat (9/10/2020).

Saya mencari tahu pula, adakah kelompok lain yang diduga melakukan perusakan selain kelompok di atas?

Suasana Halte Transjakarta Bundaran HI yang dibakar massa demonstran di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020). Hal itu terhubungan dengan Stasiun MRT di bawahnya.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Suasana Halte Transjakarta Bundaran HI yang dibakar massa demonstran di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020). Hal itu terhubungan dengan Stasiun MRT di bawahnya.

Sosok terlatih?

Saya mewawancarai sosok yang kerap menjadi pimpinan Tim Pencari Fakta (TPF) atas sejumlah kasus kerusuhan, mulai dari kerusuhan 1998 hingga demo yang terjadi di depan Bawaslu bulan Mei 2019 lalu, Profesor Hermawan Sulistyo alias Prof Kiki.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com