JAKARTA, KOMPAS.com - Biasa bekerja keliling dari satu daerah ke daerah lain, Prasetyo Aji (28) sejak bulan Maret harus banyak berdiam diri di rumah. Pandemi Covid-19 adalah penyebabnya.
Aji merupakan seorang tour leader dan pemandu wisata di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Penghasilan Aji berkurang hingga 50 persen.
Roda perekonomian di sektor pariwisata berhenti bergulir akibat Covid-19.
Pada awal Maret, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, pariwisata merupakan sektor pertama dan paling terdampak atas pandemi Covid-19.
Baca juga: Nekat Resign Saat Pandemi Covid-19, Pegawai Bank Ini Banting Setir Jadi Juragan Risol dan Dimsum
Kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara anjlok. Mereka tak berani pergi dan berbenturan dengan regulasi negara asal.
Aji menjadi pekerja sektor pariwisata yang terdampak yaitu dengan pemotongan gaji. Akhirnya, pandemi Covid-19 memaksanya untuk membanting setir agar tak terperosok lebih dalam.
“Karena waktu pandemi itu, pariwisata berhenti total dari bulan Maret, April, Mei. Selama pariwisata berhenti itu, gue putar otak itu. Gue banting setir. Apa yang bisa gue kerjain, gue kerjain,” kata Aji saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Minggu (18/10/2020).
Baca juga: Kisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Aji merasakan sekali dampak pandemi Covid-19 terhadap dirinya dan sektor pariwisata. Di masa pandemi, kerumunan yang menjadi salah satu ciri khas pariwisata tak diperbolehkan.
“Pandemi ini kan apa-apa dibatasin. Enggak boleh kumpul-kumpul. Kalau pun sudah buka kan protokol kesehatan makin ketat. Biayanya lebih besar,” tambah Aji.
Aji akhirna memberanikan diri untuk memulai usaha furnitur lantaran tertarik dengan perabot kayu. Ketertarikannya terhadap kayu sudah ia rasakan sejak kecil.
“Karena gue senang lihat-lihat desain arsitektur. Ceritanya pas kecil mau jadi arsitek. Waktu kecil ada teman, kakaknya arsitek. Lihat dia bikin maket-maket. Kok seru juga. Waktu itu pernah lewat tukang kayu, mampir aja. Tanya-tanya,” tambah Aji.
Sekitar bulan Juni, ia pergi ke Blora naik bus untuk bertemu rekannya. Aji mengajak kerja sama dengan rekannya yang memiliki workshop kayu di Blora, Jawa Tengah.
Baca juga: Kisah Bayu, Bos Sound System yang Kini Jualan Sayur demi Bertahan di Tengah Pandemi
“Gue hubungin teman yang punya workshop di Blora. Kan di Blora kayu jati banyak tuh. Waktu itu gue hubungi dia, gimana kalo gue bantuin branding, pake brand gue,” lanjut Aji.
Dengan merek pureniture.id, Aji mencoba menjadi juragan furnitur. Aji membuat merek, menerima pesanan, dan memasarkan jasa dan produk furnitur milik rekannya di Blora lewat media sosial Instagram.
Ternyata, gayung bersambut. Ajakan Aji diterima oleh rekannya.