Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Psikolog, Rawat Pasien Covid-19 yang Hampir Bunuh Diri dan Tak Khawatir Terpapar

Kompas.com - 23/10/2020, 08:28 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pasien positif maupun penyintas Covid-19 acapkali mendapat stigma buruk di masyarakat. Mereka dikucilkan dari lingkungannya karena dikhawatirkan menjadi pembawa virus yang bisa menular orang sekitar.

Akibatnya, banyak pasien positif tidak bisa menerima kondisinya ketika mereka dinyatakan terpapar Covid-19 dan diharuskan menjalani isolasi.

Kondisi seperti itu kerap ditemukan oleh Endang Prastini, seorang psikolog berusia 60 tahun yang kini menjadi relawan di pusat karantina milik pemerintah kota Tangerang Selatan, Rumah Lawan Covid-19.

Selama pandemi melanda wilayah Tangerang Selatan, Endang sibuk berhadapan dengan para pasien positif maupun penyintas Covid-19 yang mengalami penurunan mental atau terganggu psikisnya.

Baca juga: Cerita Dokter yang Tangani Pasien Covid-19, Rutin Saksikan Kematian hingga Tunggu Giliran Terpapar 

"Saya menjadi relawan sejak April lalu. Yang saya lakukan memberikan motivasi, edukasi terhadap pasien bahwa mereka bisa sembuh," kata Endang, Kamis (22/10/2020).

"Karena kan rata-rata pasien, khususnya yang ada di tempat karantina itu psikisnya yang terkena," sambung dia.

Menurunnya mental yang dialami para pasien tentunya berdampak buruk pada kondisi kesehatan dan imunitas. Padahal, pembentukan imunitas menjadi kunci dalam proses penyembuhan pasien Covid-19.

Tanpa rasa takut terpapar virus corona tipe 2, Endang berupaya merawat kondisi kesehatan mental para pasien dengan menemui dan berkomunikasi secara langsung.

Baca juga: Cerita Istri Sebulan Merawat Suami yang Positif Covid-19 Tanpa Ikut Tertular... 

Menggunakan alat pelindung diri (APD) mulai dari masker, sarung tangan hingga baju hazmat, Endang melakukan pendekatan dan memberikan konsultasi kepada para pasien seraya memotivasinya.

"Misalnya saya enggak bisa datang karena lagi di rumah saya via WA. Say Hello, tanyakan kabarnya, sudah makan belum," ungkap dia.

"Atau kalau malam sudah tidur belum, tadi siang makan apa, seperti itu. Jadi merasa diperhatikan," kata Endang.

Upaya itu dilakukan Endang untuk memberi perhatian dan menyemangati mereka. Sehingga bisa membangun kepercayaan pada diri pasien bahwa mereka bisa kembali pulih dari Covid-19.

"Kami harus bisa mencari, bagaimana sih membangun percaya diri akan sembuhnya ada. Saya terus mencari cara dan menjadikan kesulitan ini menjadi satu tantangan. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah tidak terlalu sulit," kata dia.

Tak khawatir terpapar Covid-19

Endang mengaku tak pernah merasa khawatir terpapar Covid-19 meski kerap berkontak langsung saat memberikan konsultasi untuk para pasien positif.

Menurut Endang, dia selalu memastikan bahwa kelengkapan APD yang dipakainya ketika mendatangi tempat isolasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com