JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir rob yang merendam permukiman warga di kawasan Muara Angke, tepatnya di RW 22 Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, terjadi beberapa hari lalu.
Lurah Pluit, Ahmad Rosiwan mengatakan, banjir tersebut diduga disebabkan tersumbatnya saluran air atau selokan yang ada di wilayah sekitar.
"Saluran yang tersumbat karena lumpur, sampah dan coran warga yang membangun rumah," kata Rosiwan saat dikonfirmasi, Jumat (23/10/2020).
Baca juga: Warga Muara Angke Tak Mengungsi meski Terendam Banjir Rob, Lurah: Mereka Sudah Biasa
Rosiwan menegaskan, saat ini pihaknya telah menangani persoalan banjir rob dengan mengeruk lumpur, sampah dan coran yang menyumbat selokan di wilayah itu.
"Sudah dua hari tidak ada (banjir) rob dan kita sudah menangani saluran yang mengalir ke Waduk Muara Angke," kata dia.
Sebelumnya, permukiman warga di kawasan Muara Angke itu terendam banjir rob hingga Selasa (20/10/2020) kemarin.
Seorang warga, Heri Kusuma (42) mengatakan banjir rob sudah merendam permukiman warga di kawasan Muara Angke selama tiga hari ini seperti di Jalan Dermaga Ujung.
“Ini sudah tiga hari berturut-turut. Titiknya dari Kali Adem sampai ke wilayah Pengasinan,” kata Heri.
Ketinggian air yang merendam permukiman warga tersebut sekitar 40-50 sentimeter.Hanya saja di beberapa titik ketinggian banjir rob bisa mencapai sekitar hampir satu meter.
Heri yang merupakan warga RT 01/22 itu menambahkan, banjir akibat air pasang laut kali ini merupakan yang paling parah dibanding tahun-tahun.
Bahkan bengkel tempat usahanya ikut terendam air.
“Selama saya tinggal di sini sudah ada sekitar lima tahun, baru kali ini mengalami yang parah,” kata Heri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.