TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Calon Wakil Wali Kota nomor urut satu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) sebut pelecehan seksual dalam perhelatan Pilkada Tangerang Selatan 2020 tak bisa ditolerir.
Pernyataan tersebut diungkapkan Sara ketika mengetahui adanya unggahan bernarasi pelecehan terhadap dirinya di media sosial.
Melalui jejaring sosial Facebook, seseorang yang diduga pendukung salah satu pasangan calon mengunggah foto Sara ketika hamil dengan takarir gambar bernada pelecehan.
Baca juga: Soroti Banyaknya Kasus Pelecehan Seksual di Tangsel, Rahayu Saraswati: Tidak Boleh Ada Pembiaran
"Yang mau coblos udelnya silakan. Udel dah diumbar. Pantaskah jadi panutan apalagi pemimpin Tangsel??" tulis akun Facebook bernama Bang Djoel, dikutip Senin (26/10/2020).
Sara menjelaskan bahwa dia mengetahui postingan dengan narasi pelecehan tersebut dari cuitan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany di akun Twitternya.
Mbak @RahayuSaraswati keliling Tangsel kampanye program. Dan orang ini lebih tertarik membahas udel? Kalau foto kehamilan dijadikan alat pelecehan, yang bermasalah pasti otak pelaku pelecehan.
Setelah paha mulus, kini coblos udel. Kandidat no 2 & 3 harus tertibkan pendukungnya. pic.twitter.com/i2KTP9QZLR
— Tsamara Amany (@TsamaraDKI) October 24, 2020
Menurut Sara, foto yang digunakan untuk melecehkannya diambil sekitar lima tahun lalu, ketika dia tengah mengandung anak pertamanya.
Namun, pengunggah mengaitkan foto tersebut dengan kontestasi Pilkada Tangerang Selatan dan memanfaatkannya untuk kepentingan politik.
"Dijadikan alat serangan yang mempertanyakan kelayakan saya sebagai seorang pemimpin," ujar Sara, Senin (26/10/2020).
Sara berpandangan, kata-kata yang dituliskan pemilik akun tersebut dalam unggahannya sudah termasuk bentuk pelecehan seksual.
Meskipun, dia memahami bahwa setiap individu memiliki keyakinan dan cara pandang masing-masing mengenai cara berbusana yang layak.
"Terlepas keyakinan pribadi masing-masing dan cara pandang kita tentang cara berbusana yang layak, kata-kata yang digunakan jelas bentuk pelecehan dan ini tidak bisa ditolerir sama sekali," kata Sara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.