Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Desak Bawaslu Tangsel Tindak Paslon yang Lecehkan Rahayu Saraswati

Kompas.com - 27/10/2020, 16:06 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Komnas Perempuan mendesak Bawaslu agar menindak pasangan calon yang diduga menjadi dalang dari serangan seksual daring kepada Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dalam tahapan Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020.

Pernyataan tersebut diungkapkan Komisioner Komnas Perempuan Bahrul Fuad ketika menanggapi kasus pelecehan seksual dalam tahapan kampanye Pilkada Tangsel 2020.

"Misalnya, pelaku adalah lawan politiknya, (Bawaslu) harus memberi teguran atau sanksi terhadap calon kepala daerah yang melakukan penyerangan," ujarnya saat diwawancarai, Selasa (27/10/2020).

Menurut Bahrul, Bawaslu kota Tangerang Selatan seharusnya segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa aktor di balik serangan seksual tersebut.

Alasannya, tindakan tersebut sudah melenceng dari kegiatan yang seharusnya dilakukan para pasangan calon pada tahapan kampanye.

Baca juga: Perlawanan Rahayu Saraswati Usai Dilecehkan Dua Kali pada Masa Pencalonan Pilkada...

"Seharusnya di dalam Pilkada itu yang harus diadu dan dipertarungkan adalah konsep-konsep, visi dan misi calon kepala daerah," ungkapnya.

"Jadi bukan serangan fisik. Apalagi ini menyasar calon perempuan," kata Bahrul.

Untuk diketahui, Calon wakil wali kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) mendapat pelecehan dalam kontestasi Pilkada Tangsel 2020.

Pelecehan dilakukan oleh seseorang yang diduga simpatisan atau pendukung rivalnya dalam Pilkada Tangsel 2020, yakni pasangan calon Siti Nur Azizah-Ruhamaben dan Benyamin Davnie-Pilar Saga.

Lewat jejaring sosial Facebook, akun bernama Bang Djoel mengunggah foto Sara dalam keadaan hamil dengan keterangan gambar bernarasi pelecehan.

Baca juga: Pelaku Serangan Seksual Daring terhadap Rahayu Saraswati Bisa Dijerat Pasal Berlapis

Sara pun akhirnya angkat bicara setelah mengetahui bahwa ada seseorang yang mengunggah ulang foto kehamilannya dan memakainya sebagai alat pelecehan seksual.

Keponakan Menteri Pertahanan itu mengatakan, foto yang digunakan untuk melecehkannya diambil sekitar lima tahun lalu, ketika dia tengah mengandung anak pertamanya.

Namun, pengunggah mengaitkan foto tersebut dengan kontestasi Pilkada Tangerang Selatan dan memanfaatkannya untuk kepentingan politik.

"Dijadikan alat serangan yang mempertanyakan kelayakan saya sebagai seorang pemimpin," ujar Sara, Senin (26/10/2020).

Menurut Sara, kata-kata yang dituliskan pemilik akun tersebut dalam unggahannya sudah termasuk bentuk pelecehan seksual dan tindakan tersebut tidak bisa lagi ditolerir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com