Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Porno dan Perempuan yang Kerap Jadi Kambing Hitam Simbol Moralitas

Kompas.com - 10/11/2020, 05:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaum perempuan hampir selalu jadi objek seksual sekaligus kalangan yang "ditunjuk hidungnya" setiap kali ada konten porno yang viral.

Fenomena ini khas masyarakat patriarki, termasuk dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang kental sudut pandang lelaki.

Baru-baru ini, misalnya, media sosial kembali ramai oleh viralnya video porno yang melibatkan pemeran mirip selebritis perempuan.

Seperti yang sudah-sudah, kebanyakan orang masih saja menjadikan pemeran perempuan tersebut sebagai objek sekaligus kambing hitam.

"Pada dasarnya, masyarakat kita memang masih cenderung melakukan objektifikasi terhadap perempuan sebagai objek seksual," ujar Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani kepada Kompas.com, Senin (9/11/2020).

"Tetapi, saya pikir, sedari awal masyarakat kebanyakan yang mempercakapkan konten seperti ini tidak mempedulikan produksi dan distribusinya," jelasnya.

Menurut perempuan yang akrab disapa Yeni itu, dalam peristiwa viralnya video hubungan seksual, ada berbagai dimensi yang semestinya menjadi fokus bila ingin mengarahkannya sebagai suatu tindak kejahatan.

Dimensi kejahatan siber yang sesungguhnya dalam situasi ini justru luput diperhatikan.

Padahal, kejahatan terjadi justru ketika konten semacam itu dibuat tanpa kesepakatan pihak yang merekam dan direkam, atau disebarluaskan tanpa izin.

Masalahnya, kebanyakan orang dianggap masih awam soal ini.

Perbincangan akhirnya nyaris senantiasa bermuara pada identitas pemeran dalam video porno, yang celakanya - dalam kultur masyarakat yang patriarkis - berarti siapa pemeran perempuannya.

"Kita kehilangan daya untuk menganalisis secara kritis, apa sebetulnya situasi dan tindak kejahatan yang terjadi," kata Yeni.

Seorang feminis sekaligus pakar kajian media asal Inggris, Laura Mulvey pernah mencetuskan istilah “tatapan pria” (male gaze) untuk menggambarkan situasi macam ini.

Dalam esainya berjudul Visual Pleasure and Narrative Cinema (1975), Mulvey memaparkan teorinya, visualisasi pada film hampir selalu memakai sudut pandang penonton pria.

Ini merupakan turunan dari kultur masyarakat yang patriarkis, ketika kalangan lelaki begitu dominan, sedangkan perempuan dijadikan semata objek yang pasif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com