Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Warung Tegal di Jakarta Berkurang Sejak 2019

Kompas.com - 12/11/2020, 19:04 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, jumlah warung tegal (warteg) di Jakarta telah mengalami penurunan sejak sebelum ada pandemi Covid-19, yakni sejak tahun lalu.

"Jadi dari tahun sebelumnya memang warung tegal ini daya beli masyarakat sudah turun dari 2019, memang kondisi ekonomi sebelum pandemi sudah lampu kuninglah ya istilahnya," kata Makroni via sambungan telepon, Kamis (12/11/2020).

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu memperburuk kondisi para pengusaha warteg di Jakarta.

Baca juga: Terdampak Pandemi, Pemilik Warteg Alih Profesi Jadi Kuli Panggul hingga Petani

"Hitungannya dari 2019 kami sudah mengalami penurunan pada jumlah warteg, setelah masuk pandemi lagi akhirnya kondisi warteg tambah terpuruk," ujar dia.

Menurut dia, jumlah warteg di Jadebotabek sekitar 40 ribu. Yang terkena dampak serius karena kondisi ekonomi yang memburuk kurang lebih 25 persen dari jumlah itu atau sekitar 10.000.

Masih menurut dia, warteg-warteg di Jakarta sangat terdampak dibanding yang ada di kota-kota satelit Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Menurut Mukroni, sebagian besar warteg di Jakarta memilih tutup karena tak sanggup membayar sewa tempat usaha. Sebagian pindah ke pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok, dan Bekasi. Sewa tempat di Bogor, Bekasi, dan Tangerang masih terbilang murah dibanding Jakarta.

"Itu kan karena teman-teman realistis ya dengan kondisi sewa yang cukup mahal dia memilih alternatif melakukan pengurangan usahanya, ada juga yang tutup," ujar Mukroni.

"Membayar kontrak yang di Jakarta kan lebih mahal dibandingkan yang di tepi, Bekasi harganya cukup jomplang, jadi warteg-warteg ini pindahnya ke pinggiran, kayak Bekasi, Depok, ada juga yang kembali ke kampung," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com