JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hidup Paing (60), Sungai Ciliwung adalah pelampiasan hobi dan sumber lauk.
Sekitar tahun 1994, ia berkenalan dengan Ciliwung. Hingga saat ini, Ciliwung menjadi sahabat karib Paing.
Jelang sore pada akhir pekan lalu, Paing datang dengan jala buatannya. Dengan celana pendek, baju pendek, serta kupluk ia perlahan menuruni anak tangga di dekat saung Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kedung Sahong di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Cuaca sore itu cerah. Aliran Sungai Ciliwung tak relatif tenang. Paing berjalan di atas batu yang muncul tatkala Sungai Ciliwung sedang surut.
Baca juga: Rebahan hingga Pelihara Cupang, Riset Peneliti UI Ungkap 15 Hobi Baru Saat Pandemi
Gemericik suara pemberat jala yang saling beradu dan air sungai terdengar bersama suara desingan peluru.
Zainal Abidin (58), pegiat KPC Kedung Sahong, mengatakan, suara itu berasal latihan militer dari arah Cijantung yang berada tepat di seberang saung. Cuitan burung nan merdu dan kokokan ayam juga bersahutan.
Paing tampak berjalan menuju ujung batu di arah hulu. Ia mengambil ancang-ancang untuk melempar jala.
Sekali mencoba, jala ditebar ke sungai. Paing kemudian menceburkan diri dan berjalan di pinggir sungai sambil memegang jala.
“Kalau ke tengah derasnya bukan main. Hanyut kita ketarik jala. Ini aja sudah segini, makin dalam,” ujar Paing, yang kini hanya terlihat kepalanya di sungai.
Paing kemudian kembali ke atas batu. Ia merapikan jala lalu kembali ke sungai. Percobaan pertamanya gagal. Paing berpindah tempat ke arah hulu.
Paing masih ingat betul perkenalannya dengan Sungai Ciliwung. Sebagai perantau, ia sudah menyecap asam manis di Jakarta. Era 80-an pernah bekerja sebagai petugas keamanan di kawasan Kota.
Ia juga pernah bekerja sebagai pemerah susu sapi di Kuningan Barat yang kini masuk ke dalam wilayah Mampang Prapatan. Akhirnya, Paing pindah ke Lenteng Agung pada medio 1994.
“Dulu ke Ciliwung ikut diajak Pak Haji Iprin. Dia orang sini asli. Kami itu hobi. Abis kerja diajak ke kali nyari ikan. Lama kelamaan pergi sendiri, sampai bisa bikin jala sendiri,” kenang Paing.
Dari Ciliwung, Paing juga menggantungkan hidup. Ia menangkap ikan untuk makan. Kalau di rumahnya tak ada lauk, Ciliwung adalah solusinya.
Baca juga: Cerita Dita Cari Cuan Tambahan dari Hobi Masak di Tengah Pandemi Covid-19
“Kalau beli di warung kan harus ada duitnya,” kata laki-laki asal Pemalang yang juga hobi mancing ikan di kolam pemancingan.