JAKARTA, KOMPAS.com - Raimas Backbone tak hanya terkenal di jalanan, tetapi juga di media sosial.
Tim pengurai massa Polres Metro Jakarta Timur itu memiliki akun YouTube dan Instagram.
Kedua platform itu mereka gunakan untuk memublikasikan aksi mereka, seperti mencegah terjadinya tawuran, meringkus curanmor, hingga aktivitas masyarakat yang berpotensi mengganggu kamtibnas.
Hingga Rabu (18/11/2020) pagi, Raimas Backbone memiliki sekitar 514.000 subscriber di YouTube dan 214 ribu follower di Instagram.
Baca juga: Mengenal Raimas Backbone yang Kerap Kucing-kucingan dengan Pemuda yang Akan Tawuran
"Semua yang ada di YouTube dan Instagram kami itu apa adanya, artinya tidak dibuat-buat," kata Komandan Raimas Backbone Bripka MP Ambarita saat ditemui, Senin (16/11/2020).
Raimas Backbone menghasilkan uang dari kanal YouTube yang mereka kelola. Uang tersebut bahkan bisa menutup biaya operasional.
"Bikin YouTube, menghasilkan uang. Itu buat kami makan. Dulu enggak ada uang makan dari kantor," ujar Ambarita.
Selain itu, uang dari YouTube biasanya juga dipergunakan untuk merawat motor.
"Ada motor yang rusak, misalnya ganti tali kopling, itu uang dari YouTube," ucap Ambarita.
"Karena lewat pengajuan dari kantor lama, sementara patroli jalan terus. Misal ban pecah, nunggu uang dari kantor lama, masak enggak patroli dulu? Enggak bisa," ujar dia.
Baca juga: Ini Bedanya Raimas Backbone dengan Tim Rajawali di Polres Jakarta Timur
Ambarita menjelaskan, mekanisme seperti ini sudah diketahui dan didukung oleh pimpinannya.
"Karena inisiatif seperti ini harus didukung, untuk kepentingan tim," kata Ambarita.
Ella (32), istri Ambarita, turut berkontribusi untuk YouTube dari Raimas Backbone.
"Saya kadang yang mengunggah video di YouTube," kata Ella.
Selesai Ambarita bertugas, Ella selalu menonton kegiatan Raimas Backbone sehari-sehari dalam video yang sudah direkam.