Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Minta Pemprov DKI Beri Perhatian Lebih ke Warga di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 27/11/2020, 23:41 WIB
Rosiana Haryanti,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih memerhatikan kesejahteraan warga di Kepulauan Seribu.

"Berdasarkan hasil reses yang telah 3 kali dilakukan oleh anggota dewan dari Fraksi kami, yang kebetulan warga asli Kepulauan Seribu, memiliki beberapa hal yang serharusnya dapat menjadi atensi Pemprov DKI Jakarta," ucap anggota DPRD DKI Jakarta M. Hariadi Anwar dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Hariadi menyebutkan beberapa poin kegiatan yang perlu diperhatikan.

Pertama adalah kegiatan pembangunan yang meliputi pembangunan kubus penahan abrasi, ketersediaan penyediaan air minum, penyelesaian masalah sampah, peningkatan infrastruktur pariwisata.

Baca juga: UPDATE 27 November: Ada 9.265 Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta

Kemudian peningkatan status Rumah Sakit Umum Daerah tipe C menjadi tipe A.

Menurut Hariadi, selama ini warga Kepulauan Seribu mengalami kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan yang maksimal.

"Ditambah juga faktor jarak yang cukup jauh ke Rumah Sakit Cengkareng atau Rumah Sakit Koja sebagai rujukan dari Puskesmas di Pulau Pramuka," tutur Hariadi.

Kegiatan lain yang diperlukan adalah revitalisasi pengadaan kapal jenazah dan revitalisasi pelabuhan yang ada di Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, dan Pulau Sebira.

Baca juga: Pakar Ingatkan Ancaman Penularan Covid-19 dari Klaster Keluarga di Jakarta

Fraksi Nasdem juga meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk merevisi Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif (PTO) Air Minum Semester 1 Tahun 2007.

Berdasarkan Pergub tersebut, harga air minum di Kepulauan Seribu sebesar Rp 35.000 atau disebut 10 kali lipat lebih besar dibanding harga air di daratan Jakarta.

Menurut Hariadi, meski ada bangunan Sea Water Rerverse Osmosis (SWRO), namun bangunan tersebut tidak dapat dinikmati oleh warga.

"Karena harga yang terlalu mahal. Keterbatasan ini lah yang membuat warga melakukan pemutusan sambungan fasilitas SWRO tersebut, sehingga bangunan SWRO di 10 titik di pulau berpenghuni selain di Pulau Sebira saat ini tidak beroperasi sebagaimana mestinya," tutur Hariadi.

Fraksi Nasdem juga mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan restorasi lahan serta melakukan revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 1992 tentang Penataan dan Pengelolaan Kepulauan Seribu Kotamadya Jakarta Utara.

Nasdem juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta membentuk tim khusus dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) untuk lebih fokus dalam percepatan pembangunan di Kepulauan Seribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com