JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis pidana empat tahun penjara kepada Brigadir AM, terdakwa kasus penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Vonis dibacakan oleh Hakim Ketua Agus Widodo dalam persidangan yang berlangsung secara virtual dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kejaksaan Negeri Sulawesi Tenggara, serta Rumah Tahanan Mabes Polri, Selasa (1/12/2020).
"Mengadili dan menyatakan terdakwa AM terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana karena kealpaannya menyebabkan meninggal dunia, karena kealpaannya menyebabkan orang lain terluka," kata Agus Widodo, seperti dikutip Antara.
Majelis hakim menjatuhkan pidana empat tahun penjara terhadap terdakwa dan memerintahkan terdakwa tetap ditahan di rumah tahanan (rutan) milik negara.
Baca juga: Penembakan Mahasiswa Halu Oleo, Vonis Brigadir AM Dijadwal Hari Ini
Hakim juga menetapkan masa tahanan yang telah dijalani oleh terdakwa tidak termasuk dari pidana yang telah dijatuhkan.
Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ini sesuai dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut terdakwa dihukum empat tahun penjara.
Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 359 dan Pasal 360 Ayat 2 KUHP, yakni karena kelalaiannya menyebabkan orang lain meninggal dunia (Pasal 359) dan karena kelalaiannya menyebabkan orang lain terluka (Pasal 360).
Dalam putusannya, Majelis Hakim mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan terdakwa, yakni perbuatan terdakwa telah mengakibatkan tercorengnya institusi kepolisian dan menimbulkan keresahan masyarakat.
"Hal yang meringankan, terdakwa belum pernah dihukum, sudah berkeluarga memiliki istri dan seorang anak, dan terdakwa bertanggung jawab membantu pengobatan korban," kata Agus.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari Tewas, Satu Polisi Jadi Tersangka
Seusai putusan dibacakan, baik terdakwa beserta kuasa hukumnya maupun JPU yang hadir secara daring menyatakan untuk pikir-pikir selama tujuh hari sebelum menerima putusan tersebut.
Dalam kasus ini, La Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas dan seorang warga bernama Maulida Putri terluka pada saat aksi unjuk rasa penolakan Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan UU Komisi Pemberantaran Korupsi (KPK) pada 26 September 2019.
Randi diduga tewas tertembak oleh tersangka Brigadir AM.
Dalam persidangan terungkap fakta terdakwa AM tidak menghadiri apel siaga pasukan pengamanan demonstrasi sehingga tidak mendengarkan arahan pimpinan bahwa dalam penanganan unjuk rasa tidak dibolehkan menggunakan senjata api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.