JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengubah kegiatan belajar mengajar yang selama ini dikenal.
Papan tulis dan ruang kelas tak lagi jadi yang utama. Alih-alih, layar gawai dan koneksi internet yang stabil jadi hal yang tak bisa ditawar ketika murid bersekolah.
Pasalnya, seluruh kegiatan belajar mengajar kini dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau yang dikenal dengan sebutan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Baca juga: Ketum PGRI Nilai Harus Ada Sanksi Terkait Wisata Rombongan Guru MAN 22 Palmerah
Namun, saat murid-murid dipaksa beradaptasi dengan sekolah daring, sekelompok guru dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 22 Palmerah Jakarta malah pelesiran ke Yogyakarta di tengah pandemi Covid-19 ini. Alasannya, perpisahan dengan kepala MAN yang akan purna bakti.
Sebanyak 47 orang guru dan karyawan MAN berlibur ke Jogja pada akhir November lalu.
"Oleh-oleh" liburan itu, sedikitnya 33 orang guru dan karyawan yang ikut pelesiran dinyatakan positif Covid-19.
Rombongan guru dan karyawan MAN 22 Palmerah itu bertandang ke Jogja pada 20-23 November lalu.
Rombongan tersebut berangkat dari Jakarta dengan dua kendaraan, yakni satu bus besar berkapasitas 60 orang dan satu mobil kecil.
Selama di Yogyakarya, mereka mendatangi sejumlah objek wisata, di antaranya kawasan Malioboro, Puncak Becici, dan Air Terjun Sri Getuk
Pada tanggal 25 November, mereka sempat melaksanakan acara pelepasan kepala sekolah yang purna bakti sekaligus merayakan peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta.
Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Namun, pada 27 November, seorang guru dilaporkan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen. Dua guru bergejala Covid-19 yang melaksanakan tes usap juga dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut.
Baca juga: Pemda DIY Minta NIK Guru MAN 22 Palmerah yang Positif Covid-19 Usai ke Yogya
Data penambahan pasien Covid-19 itu sampai di tangan Camat Palmerah, Firman Ibrahim.
Begitu mendengar kabar tersebut, camat langsung menyemprot sekolah sekaligus wilayah di sekitar pasien terkonfirmasi Covid-19 di hari itu.
Sebanyak empat guru yang mengalami gejala Covid-19 melakukan tes swab pada tanggal 28 November 2020.
Hasilnya, tiga orang dinyatakan positif Covid-19 pada 29 November dan satu orang dilaporkan positif Covid-19 pada 30 November.