Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Penangkapan Calo Rapid Test di Stasiun Senen

Kompas.com - 20/12/2020, 19:59 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap tiga orang terduga calo rapid test di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (20/12/2020) pukul 01.30 WIB.

Terungkapnya praktik calo rapid test ini setelah adanya saksi yang melaporkan peristiwa tersebut.

“Pada hari Sabtu tanggal 19 Desember 2020 sekitar pukul 23.00 WIB, pelapor memberikan informasi bahwa telah terjadi praktik percaloan hasil rapid test (di Pasar Senen),” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus dalam keterangan tertulis, Minggu.

Menurut Yusri, anggota kepolisian kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap para pelaku. Mereka kemudian dibawa ke Mapolres Jakarta Pusat.

Baca juga: Polisi Tangkap 3 Calo Rapid Test di Stasiun Pasar Senen

Berikut tiga fakta terkini perihal penangkapan calo rapid test di area Stasiun Senen:

Modus

Yusri membeberkan modus operandi para pelaku untuk menggoda calon korban memakai jasa mereka.

Calon korban bisa mendapat surat keterangan negatif reaktif Covid-19 tanpa perlu menjalani tes rapid dengan harga relatif murah.

Adapun tiga pelaku calo rapid test itu berinisial AS, LY, dan HS.

Dari tangan AS, polisi menyita uang tunai Rp100.000, sedangkan dari tangan LY ada uang Rp 42.000.

“HS, barang bukti (BB) nihil,” tambah Yusri.

Yusri menambahkan, uang sebesar Rp 100.000 dari pelaku merupakan hasil praktik calo rapid test.

Belum Ada Unsur Pidana

Hingga Minggu sore, polisi masih belum menemukan unsur pidana ketiganya.

"Akan kita dalami apakah ada tindak pidananya atau penyalahgunaan tentang rapid ini kami masih mohon waktu," ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto dalam konferensi pers, Minggu.

Heru mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Hingga saat ini belum ada pasal yang dijatuhkan terhadap tiga terduga pelaku calo rapid test tersebut.

"Kita masih melakukan penyelidikan, jadi belum bisa kita nyatakan apa-apa," ucap Heru.

Baca juga: Polisi Belum Temukan Unsur Pidana Tiga Terduga Calo Rapid Test di Stasiun Senen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com